Rabu, 31 Desember 2014

Puding Jagung dalam Mangkuk Dadar


Sekarang aku sering menyimpan resep hasil utak atik di dapur di instagramku, sering kelupaan mempostingnya disini.
 
Di awal tahun , aku bagikan resep puding jagung yang kubuat kemarin malam menjelang pergantian tahun.


 
Puding jagung 
 
2 gelas jagung pipil dan 1,5 gelas air diblender dan saring
tambahkan 8 sendok makan gula pasir , sebungkus agar agar bubuk dan 1,5 gelas santan kental
Masak di atas api sambil diaduk sampai mendidih dan biarkan.mendidih beberapa saat
Cetak dan dinginkan , atau masukkan dalam mangkuk dadar seperti foto

Cara membuat mangkuk dadar :
 
2 gelas terigu , 1/2 gelas coklat bubuk , garam, 2 butir telur campur dengan air sampai jadi adonan dadar yang sedikit lebih kental.
Tuang penuh penuh di cetakan kue lumpur, lakukan satu - satu saja ya , biarkan beberapa saat sampai pinggirannya setengah matang, ambil bagian yang masih cair dengan sendok, pindahkan ke lubang di sampingnya, tambah sampai penuh , biarkan dan pindahkan ke lubang sebelahnya lagi,.yang sudah matang diangkat. Begitu seterusnya.

Sabtu, 20 Desember 2014

Cara Lain Menghemat Telur


Ini status pagiku di grup masak , semoga berguna :
Semua memang dari pengalaman.
Baru tahu betapa jauh lebih irit membuat kue dengan cara menimbang telurnya dibandingkan dengan menghitungnya per-butir.
Ini terasanya kalau produksi kue sudah banyak setiap harinya.
Semula tiap hari aku order 3 kotak (30 kg) telur, setiap hari, untuk produksi 150-200 brownies.
Semula 1 kali ngadon membutuhkan 12 telur, dan kalau telurnya besar dan kecil, aku suruh karyawan mengkombinasikannya, 6 telur kecil 6 telur besar, kalau telur ukuran sedang semua 12.
Lalu aku pikir, mengapa tidak ditimbang saja, bila patokannya 1 kg telur berisi 16 biji (ini standard yang aku pakai dari status mb Yulfarida Arini di grup ini, makasih ya mb Yulfa), kalau aku butuh 12 telur, berarti aku perlu 750 gram telur .
Seminggu yang lalu aku mulai produksi dengan cara ini, dan hasilnya amat mencengangkan dalam urusan pengiritan telur. Terasa sekali, apalagi bila kuhitung telur adalah komposisi yang paling mahal dalam browniesku selain gula.
Bila sebelumnya aku hampir selalu order 3 kotak telur setiap hari, minggu ini lebih banyak order 2 kotak/hari, sesekali saja order 3 kotak. Penghematannya lebih dari 100 ribu.
Mengapa selisihnya bisa begitu banyak ? Ternyata telur yang datang sering gede-gede, yang hanya berisi 10 telur/750 gram, kebanyakan 11 telur/750 gram, dan jarang yang 12 telur/ 750 gram.
Moga bermanfaat ya buat bunda bunda yang bakulan seperti saya.

Kamis, 04 Desember 2014

Brownies Kering

 Berjualan kue basah yang dititip titipin ada resiko barang kembali, tapi alhamdulillah browniesku bisa dibikin brownies kering, jadi resiko ruginya bisa ditekan serendah mungkin.

Browniesku hanya dijual selama 2 hari saja dari  masa kadaluwarsa 5 hari. Pada hari ke tiga, salesku sudah mengambil sisa penjualan dari toko-toko dan kami proses jadi brownies kering.



Cara membuat brownies kering mirip membuat cookies, hanya apinya musti keciiiil. Pertama potong  brownies tipis-tipis, tata di loyang cookies, panggang, loyang tidak usah dioles margarine.  Pindah pindah loyang dari bawah ke atas atau sebaliknya agar brownies kering menyeluruh, bila perlu dibolak balik.  Brownies yang sudah kering akan menyusut dan keras, ini tandanya sudah matang, siap diangkat , dinginkan dan masuk toples.

Brownies kering yang aku produksi rasanya mix buah, ada rasa pisang, nangka, durian dan coklat.  Yang jelas enaaak, apalagi dinikmati pas musim hujan begini.

Bila malas membuat brownies kering sendiri, pesan ke Innuri aja.  Bisa lewat inbox di fb, sms ke bagian pemasaran 081 252534505 , telepon ke 0341 792858.  Harga murmer bersahabat 40 ribu saja per 800 gram, dikemas dalam kantong plastik.  Melayani pengiriman luar kota dan luar propinsi.

Jumat, 28 November 2014

Masakan Ibu

Dalam urusan kuliner, ada 2 hal yang paling ngangenin di dunia ini, yaitu masakan ibu dan masakan nenek. Tangan ibu dan tangan nenek seperti menyimpan MSG yang diproduksi secara rahasia ....

Masakan nenek yang paling aku suka adalah oseng-oseng tahu tempe dicampur buncis, warnanya kecoklatan karena ada sedikit kecap, diseling merahnya cabai besar dan hijaunya buncis.  Ada lagi masakan nenek yang susah ditiru, yaitu manisan bligo / kondur, yang airnya suka aku minum, rasanya manis wangi dan hangat, kutebak ada kayu manis dan jahenya.

Kalau ibu, yang tidak terlupakan adalah sambal tomat mentahnya, enak sekali, tidak ada dua = lezatnya. Juga terung goreng tepung yang sering 'selesai' barengan ibu selesai menggoreng .... hehehe.

Salah satu hal yang memperindah masa kecilku adalah melihat nenek dan ibu memasak di dapur. Seingatku waktu aku kecil banget, dapur rumah masih pakai tungku kayu bakar dan  bapak suka  'mbenem'  (membenamkan) ketela pohon di dalam abu yang panas di bawah kayu yang menyala , sementara nenek memasak, aku duduk di pangkuan bapak di depan tungku untuk menjaga apinya.  Bila ketela pohonnya sudah matang, dibuka dan dimakan masih di depan tungku.  Bila nenek butuh air mendidih, masak airnya di panci kecil yang digantung di depan tungku.  Indahnya mengenang masa-masa itu.

kalau ini sih tungku-tungkuan di kebunku, manggang ikan di tepi kolam, biar ikannya gak gosong, aku bungkus pakai daun pisang, ikannya beli di TPI tak jauh dari kebun, enaaaak sekaleee.

Ibu suka membuat kue, waktu aku masih kecil belum ada mixer, ngocok adonannya pakai tangan dan bunyi prang prangnya keras sekali .... hahaha.  Ibu sudah pintar bikin aneka cake waktu itu, yang dioven, yang dikukus, yang dicampur kacang tanah cincang, yang terigunya diganti roti tawar, yang cake dilapis puding, macam-macam pokoknya.

Aku sendiri tidak bisa memasak sampai menikah.  Ketika tinggal di Situbondo mengikuti suami kerja, mau goreng ikan saja tidak tahu bumbunya. Tak menyangka bila sekarang aku bisa memasak apa saja, walau kadang perlu nanya ke pak dhe google dulu.

Tidak bisa memasak di masa remaja, bukan berarti tidak bisa menyuguhkan masakan enak untuk suami dan anak-anak loh. Untuk ini aku punya kiat sendiri, kiat ala manusia jadul ,lebih dari dua puluh tahun yang lalu tidak bisa googling karena tidak ada internet.  Caraku adalah mengumpulkan resep masakan dari majalah yang aku jilid jadi banyak sekali jilid.  Yang paling banyak adalah resep dari majalah Gadis, majalahku semasa remaja, juga dari majalah Kartini dan Femina, ada lagi kliping dari tabloid Nova. Sampai sekarang aku masih menyimpan kliping dan jilidan resep itu.

Berbekal resep dari majalah dan tabloid, akhirnya  aku bisa memasak, termasuk membuat kue-kue, bahkan bisa membuat kue tart sendiri tiap kali anak-anakku berulang tahun. Masa-masa itu sungguh indah.

Apakah karena aku memang sudah pintar memasak, ataukah karena anak-anakku kepingin menghargai jerih payah ibunya, Aden dan Zeli kecil selalu memuji masakanku. Terlebih Aden, dia selalu bilang masakan ibu yang paling enak, sedangkan Zeli agak susah makan sejak kecil.

Sampai Aden dewasa dan sarjana, masih saja pintar menyanjung masakan ibunya.  Sewaktu pulang liburan, aku membuat pizza , katanya pizza buatan ibu lebih enak dari pizza langganan teman-temannya di Bandung, bahkan dia memotret dan menguploadnya di fb .... waaah, tersanjung habis nih aku.

Kalau cerita tentang Insan dan Alni lain lagi.  Kalau Insan sukanya sama sambal tomatku, dengan telur ceplok atau tahu yang dipenyet di atasnya, dia bisa lahap sekali makannya.  Sambal buatan pembantu gak laku !

Kalau Alni, nasi goreng buatan ibu is the best ! Kalau ibu yang bikin, enyaaak, katanya sambil pasang mimik lucu.  Padahal bumbunya cuma main iris karena malas nguleg. Nasi goreng bu Kot gak laku !  

Sepanjang berumah tangga, aku hampir selalu punya pembantu dan  masakan merekapun enak-enak, tapi anak-anakku tetap bilang masakan ibu paling enak. Ini sanjungan ataukah permintaan halus untuk diperhatikan ibunya .....

Mungkin karena dibuat dengan cinta kasih, masakan ibu jadi enak dirasakan anak-anak. Dan secara hadopun , masakan ibu lebih baik hadonya, ini hasil penelitian dr Masaru Emoto, seorang ilmuwan Jepang peneliti air yang terkenal itu. Makanya seorang anak yang dimanjakan dengan masakan ibunya, biasanya tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, kalau ini sih hasil pengamatan ilmuwan kesasar, Innuri .... hahaha.

Sebagai seorang ibu yang telah bekerja keras melayani suami dan anak-anaknya, pujian dari mereka menjadi bayaran tersendiri.  Jadi, bila ingin membalas cinta kasil ibu, salah satu caranya adalah nikmatilah masakannya dan pujilah dengan pujian yang tulus.



Jumat, 21 November 2014

Menentukan Harga Jual

Banyak teman-temanku sesama bakulan kue berkonsultasi padaku soal menentukan harga jual.  Kebanyakan mereka cara menghitungnya begini :

  harga bahan baku + biaya tenaga kerja + keuntungan yang diinginkan = harga jual

Misal, harga bahan baku 80 ribu, tenaga 20 ribu, keuntungan yang diinginkan 30 ribu, maka harga jual 130 ribu.

Ada yang tidak menghitung biaya tenaga kerja karena dikerjakan sendiri , keuntungannya jadi mepet banget .... hehehe, terlebih bila mereka terbiasa menggunakan bahan-bahan klas premium.

Cara menghitung harga jual versi temanku ini tidak salah sih, cuman ada cara yang lebih enak.

Aku pernah ikut diklat kewirausahaan, pematerinya dosen-dosen dari fakultas ekonomi, disitu diajarkan tentang cara menghitung harga jual, pakai rumus dan perhitungan yang njelimet .  Makanya aku mau bikin teori sendiri , boleh kan ? terutama untuk menjauhi si  njelimet  tadi.

Sederhana sekali  caraku menghitung harga jual, dengan jalan menghitung harga pokok produksi dulu, lalu mengalikannya sesuka hati .... hehehe.  Kenapa kok sesuka hati ? ... yaaa ... boleh dong ah ! ini kan jualanku sendiri .... hahaha.

Begini loh ceritanya.  Seperti halnya baju, ada yang dibuat eksklusif, ada yang diproduksi massal / konveksi , ada yang dibuat secara custom / berdasarkan pesanan.  Walau tidak sama persis, kuepun demikian, ada kue yang diproduksi banyak-banyak dengan kwalitas rendah, ada yang kwalitas standard, ada yang dibuat massal tapi dengan kwalitas premium, ada yang dibuat sesuai pesanan saja , ada yang dibuat sedikit karena keterbatasan produsen (keterbatasan tenaga kerja, dana, ataupun pemasaran).

Nah, kue yang kita produksi termasuk yang mana ?

Untuk mempermudah, aku bagi dalam 2 jenis saja yaa, yaitu kue yang dibuat massal dan kue yang dibuat sesuai pesanan.

Untuk kue yang dibuat secara massal , harga jual eceran minimalnya yaitu  harga pokok produksi dikalikan dua.  Ingat, ini harga jual minimalnya loh, yang berarti masih bisa ditambah atau dikalikan lagi.

Ohya, harga pokok produksi (HPP)  itu :

 harga bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya pemakaian listrik / elpiji + biaya penyusutan alat 

Aku pernah melihat roti ala roti boy dijual di pasar dengan harga 10 ribu / 3 biji.  Ketika aku membuat untuk dikonsumsi sendiri  dengan bahan baku standard , aku hitung harga pokok produksinya cuma 20 ribu untuk 16 biji alias cuman 1250/biji.  Bila dijual dengan harga 3300/ biji , berarti produsennya membuat harga 2,6 kali harga pokok produksi.  Roti boy klas murahan saja perkaliannya sudah segitu ....

Jadi , untuk produksi kue secara masal, sebaiknya jangan membuat harga dibawah 2 x HPP

Kenapa aku menganjurkan harga di atas 2 x HPP ? 

Karena dalam perjalanan si kue tadi, masih membutuhkan biaya-biaya lagi, seperti biaya distribusi, biaya sewa toko, biaya sales, pramuniaga , biaya resiko kue rusak dll dll.  Berdasarkan hitungan ala Innuri, dengan harga jual 2 x HPP, ntar keuntungan bersih yang diperoleh menjadi sekitar 30 % dari harga eceran. Dengan syarat produk terkontrol dengan baik, prosentase terbanyak barang kembali / rusak 10 %.

 Untuk kue yang dibuat dengan klas premium walau diproduksi massal, perkaliannya bisa 3-4 x HPP bahkan lebih , karena memang resikonya lebih besar, disamping  produk premium perlu tempat yang berkelas yang tentunya mahal di biaya sewannya.

Sekarang beralih ke kue yang dibuat berdasarkan pesanan, yang ini boleh lah menentukan harga dibawah 2 x HPP , karena tidak ada resiko barang kembali.  Tapi lihat juga jenis kuenya yaaa, kalau kue dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi atau harus dengan cita rasa seni yang bagus seperti kue tart misalnya, silahkan menentukan harga  sak enake udele dhewe , asalkan konsumen setuju dan puas.

Selamat berbakulan ria yaaaa .....

Dan jangan lupa , Innuri punya buku niiiih, masih bisa dipesan "Menciptakan Keajaiban Finansial"

Sabtu, 15 November 2014

Wingko babat

Wingko babat itu kue kesukaan Alni , dan biasanya dapatnya ya kalau ke luar kota , lupa kota mana ya yang ada wingko babatnya.  Jadi makan wingkonya nunggu oleh-oleh kalau aku dan mas Hary pergi-pergi.



Terpikir membuat sendiri ketika mbak Aida NCC membagikan resepnya di grup masak. Mbak Aida itu bikinnya banyak-banyak karena buat dijual, tapi aku membuat 1/10 dari resep mbak Aida .

Resep aslinya : kelapa parut kukus dari 6 butir kelapa , 4 bungkus vanili, 2 kg ketan tepung, 1,5 kg gula pasir, 8 telur dan 1600 ml air.

1/10 resep jadi  ; 200 gram tepung ketan, 200 gram kelapa parut kukus, 150 gram gula pasir, 160 ml air dan 1 telur ukuran kecil.

Caranya gampang saja, semua bahan dicampur jadi satu, lalu dipanggang dengan cetakan apem atau cetakan lumpur, dibalik sampai kedua permukaan kecoklatan dan matang.


Menjalankan Bisnis Secara Mengesankan

Dalam suatu pembicaraan, seorang sahabat bertanya :"Bagaimana cara melayani keluhan pelanggan dengan cara yang mengesankan ?".

Sahabatku yang lain menjawab :"Berikan kompensasi yang memuaskan buatnya".

Dan aku menjawab :"Bangun dulu rasa kasih sayang ke pelanggan , nanti apapun yang kita lakukan pasti mengesankan baginya".

 

Akan lebih indah  menikmati aktifitas bisnis dengan menghidupkan perasaan kasih sayang di hati kita terhadap siapapun, terhadap pelanggan, terhadap karyawan, terhadap alam, bahkan terhadap bisnis itu sendiri.

Hasilnya bukan hanya pelanggan yang terkesan, semua yang berinteraksi dengan kita pasti merasa nyaman dan terkesan.

Aku ingatkan , bisnis itu cuma sarana untuk menyebarkan kasih sayang. Misi Islam adalah rahmatan lil alamain, kasih sayang buat alam semesta , inilah tujuan langkah kita, menjadikan diri kita dan bisnis yang kita jalani sebagai sarana untuk menyebarkan kasih sayang ke alam semesta.

Masyarakat luas sering melakukan konsep yang terbalik, yaitu melakukan apapun yang mengesankan buat pelanggan dengan tujuan bisnis yang berhasil dan keuntungan yang banyak. 

Yang dilakukan mungkin sama, seperti bersikap ramah terhadap pelanggan, memberikan service terbaik, memberi kompensasi yang memuaskan saat ada pelanggan komplain, dll.  Tapi keduanya punya tujuan berbeda, yang satu melakukannya untuk mengembangkan dan melancarkan bisnis, yang satu lagi melakukannya karena perintah Allah menyebarkan kasih sayang.

Yang dilakukan sama, tujuan berbeda, hasilnya tentu berbeda.  Orang yang menjadikan keberhasilan bisnis sebagai  tujuan, cenderung mudah stress saat menghadapi hambatan dalam bisnis, sebaliknya orang yang menjadikan bisnis sebagai sarana mengabdi pada Allah, dia lebih persistent menghadapi apapun.

Bisnis adalah makhluk Allah yang berada di tangan kita , terserah kita memperlakukannya , apakah dengan penuh kasih sayang dan mengajaknya untuk berkasih sayang pula ? apakah malah menjadikannya sebagai tujuan hidup ?

Baiklah, Innuri mengajari orang membuat target dalam bisnis dan bagaimana membuat goal setting.  Tapi itu bukanlah tujuan, itu adalah sekedar sistem dalam bisnis, sistem diperlukan agar kebutuhan semua yang terlibat dalam bisnis kita terpenuhi dengan baik.  Dengan pendapatan yang bisa mengcover kebutuhan seluruh personil, mereka akan lebih mudah diajak untuk melakukan visi perusahaan yaitu menjadikannya sarana beribadah, menyebarkan kasih sayang ke alam semesta.


Kamis, 13 November 2014

Mie Ijo

Kepingin bikin mie sayur karena postingan mbak Eni , sahabat fbku yang bolak balik upload foto mie ijo dan mie merah yang menggiurkan.  Mie ijonya menggunakan sawi, mie merahnya meggunakan bit .  Aku sendiri menggunakan bayam yang aku petik dari halamanku yang kecil.



komposisinya cuma
terigu segitiga 5 gelas
bayam diblender barengan
2 telur ,garam, bawang putih
dan segelas air


Campur semua bahan dan tipiskan ketebalan no 1, gilas lagi dengan ketebalan 3 , lalu iris memanjang dengan  glender. 

Didihkan air dengan dibubuhi sesendok minyak goreng, masukkan mie dan masak sampai matang.  Mie siap diolah menjadi hidangan lezat.

Mengembangkan Usaha

Ketika aku share ceritaku tentang 'ulang tahun' ke tiga bulan usaha browniesku, ada banyaaak sekali bunda-bunda yang curhat, kenapa usaha yang sudah dirintis beberapa tahun kok masih begini begini saja, tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Ada pula yang punya uang tabungan, dan bermaksud menggunakannya untuk mengembangkan usaha.

Dan jawabanku :

Bila merasa usahanya kurang berkembang, musti dianalisa dulu, kenapa ? Pasti ada sebab dan alasannya, yang musti ditemukan dan diklasifikasi, lantas dicari solusinya.

Sebuah usaha yang berjalan pasti ada sistemnya walaupun tidak tertulis. Akan tetapi , sistem yang tertulis akan memudahkan kita mengenali , bagian mana yang kuat yang harus dipertahankan, dan bagian mana yang lemah yang musti diperkuat, dan bagian mana pula yang sedang sakit yang musti disehatkan. Untuk membangun sistem usaha secara sederhana pernah aku tulis di artikelku sebelumnya, silahkan dicari sendiri.

 Jadi, luangkan waktu sejenak untuk melakukan analisa berikut solusinya. Buat perencanaan kerja, tulis langkah-langkah yang akan ditempuh, tentukan target waktunya, siapkan sumber daya manusianya bila perlu.

Yang ternomor satu bila ingin mengembangkan usaha, diskripsikan dengan jelas dulu, kemana arah usaha mau dibawa ? Visi dan misinya ditetapkan dulu, biar jelas nantinya mau melangkah kemana.

Sebuah usaha yang berhasil tidak identik dengan modal awal yang besar. Teristimewa untuk makanan, modalnya bisa seminim mungkin karena perputarannya cepat, permintaan ulang (repeat order)nya juga besar. Jadi tidak perlu menggunakan uang tabungan yang banyak disini, bisa jadi malah uang tabungannya yang bertambah .... hehehe , enak kan ?

Baiklah, untuk memperjelas bahasanku, aku ambil contoh usahaku.

Visi-ku untuk Innuri brownies adalah menyebarkan kasih sayang ke alam semesta dan mengajak orang untuk menemukan kasih sayang Allah di setiap detak kehidupan mereka.

Misinya adalah membangun usaha yang bisa bermanfaat untuk banyak orang, dalam hal memberi lapangan kerja sebanyak mungkin, berzakat dan bersedekah sebanyak mungkin dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin.

Sistem yang aku buat untuk usahaku sederhana saja, ada aku sebagai pimpinan yang merangkap menjadi kepala bagian produksi , costumer service , quality control dan admin,  ada suamiku yang kepala bagian pemasaran  merangkap sebagai bagian pembelanjaan , di bagian produksi ada bu Kot, bu Warni dan mbak Tutik , di team marketing suamiku ada 2 orang sales Reza dan mas Cahyo , ada 3 penanggung jawab out let , penanggung jawab logistiknya bu Kot, HRDnya mas Virien.

Masing masing bagian ada job diskripsinya walau singkat tapi jelas dan mudah dimengerti. Di bagian produksi ada standard operating procedure (SOP) berupa resep brownies. Ada SOP untuk karyawan secara umum yang lebih mirip tata tertib, ada SOP untuk penjaga toko.

Aku membuat target usaha dalam jangka waktu 3 bulanan, ada target produksi, target omzet, dan target minimal keluhan pelanggan. Dalam masa 3 bulan pertama (triwulan pertama) targetku 50 buah brownies terjual setiap hari , target ini tercapai di bulan ke tiga. Target produksi 60 brownies sehari , dan keluhan pelanggan 1 keluhan dalam sebulan yang masih belum kunjung tercapai.

Targetku triwulan kedua , produksi 150 brownies sehari, target penjualan minimal 100 brownies sehari , keluhan pelanggan 1 keluhan setiap bulan.

Oh ya, visi dan misi usaha musti disosialisasikan ke karyawan, agar karyawan tahu ke arah mana mereka bergerak.  Minimal seminggu sekali ada komunikasi antara pimpinan dengan karyawan.

Ceritaku sudah banyak sekali yaaa, capeeeek .... kapan-kapan dilanjut .  Semoga bermanfaat dan salam manis !

Jangan lupa beli buku Innuri yaaa .

Selasa, 11 November 2014

3 bulan Innuri Brownies

Tgl 11 november 2014 , ini adalah 'ulang tahun' ke 3 bulan usaha Innuri Browniesku.  Kata orang-orang, kalau merintis usaha itu musti nunggu tiga bulan baru kelihatan hasilnya, benarkah demikian ?

Kukira benar, masa 3 bulan adalah masa uji coba bagi sebuah usaha, bila dalam masa itu terlihat ada pertumbuhan, berarti usaha yang sedang dijalani layak untuk diteruskan. Dengan catatan, selama 3 bulan telah melakukan berbagai evaluasi dan perbaikan, mungkin juga perubahan dan penyesuaian sampai ketemu pola usaha yang tepat.


packing pesanan online

Akan halnya Innuri browniesku, masa 3 bulan ini kurasakan benar-benar 'gegap gempita' .... hahaha, pokoknya pengalaman seru, rasa nano-nano deh. Simak saja ceritaku, siapa tahu ada yang bisa dijadikan pelajaran.

Ini pengalaman serunya dan  beberapa tips dariku :

- pertama kali nitip di toko, salesku menitip di 25 toko dan tidak terorganisir dengan rapi, cara kerja salesnya juga gak tanggung jawab, jadi banyak sekali brownies kembali dalam keadaan jamuran. Rasanya tidak tega melihat brownies yang dibikin dengan susah payah, teronggok di tempat sampah.  Akhirnya aku suruh jemur dan jadi campuran makanan ikan di kolam kebun.  Dari 25 toko, akhirnya terseleksi cuma tinggal 7 toko saja yang penjualannya bagus yang tetap kami titipi sampai sekarang. 

- di awal usaha, brownies yang kembali dan jamuran aku catat, jadi ketemu berapa jumlah brownies rusak per harinya yang bisa ditoleransi oleh usahaku.  Kue yang rusak adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama karena banyaknya toko yang dititipi.

- Bila mau bergerak di zona aman (tidak ada barang rusak), mainnya cukup di outletnya sendiri ,  lebih mudah mengontrolnya dan produksi kue bisa menyesuaikan dengan barang yang laku.

- untuk membuat browniesku lebih awet, aku menyimpannya di freezer segera setelah brownies dingin dan dikemas dengan mika dan dibalut plastic wrap.

- bukan cuma bagian produksi yang butuh SOP (standard operating procedure) , untuk penjaga toko dan sales perlu banget diberikan, bila tidak .... siap-siap jengkel dengan ulah mereka.

- semula menyewa 3 tempat di indomart, tapi akhirnya semuanya ditutup dengan alasan yang berbeda-beda.  Ada yang ditutup karena sepi , ada yang karyawannya berhenti, ada yang karena tidak kunjung mendapat karyawan (SPG).

- Out let yang langsung ramai pembeli adalah out let pasar, dan sampai sekarang tetap bertahan ramai terus, yaitu out let mobil di pasar besar dan di pasar Karanglo (booth). 

-  Sebelum memutuskan membuka/menyewa out let, sebaiknya lakukan test jualan di mobil / sepeda motor di area tersebut selama beberapa hari dan siapkan karyawan.

- Besarnya gaji karyawan menentukan awet tidaknya dia bekerja pada kita, jadi lakukan survey dulu berapa standard gaji yang umum, kasih bonus dengan hitungan yang gampang.

- dalam masa 3 bulan ini aku sudah punya reseller, sudah bisa jualan online (browniesnya selamat). Dalam penjualan online, aku musti memperhitungkan tujuan, karena untuk daerah yang agak jauh dari kota, nyampainya tidak bisa 1-2 hari, browniesnya bisa gak selamat lagi.

- browniesku sudah menjadi oleh-oleh khas Malang, ini amat menyenangkan, banyak yang membeli banyak-banyak untuk dibawa ke luar kota dan ke luar pulau. Buatku ini keren banget.

- selama 3 bulan, pernah mengalami 0 pembelian dari satu out let, dan pernah pula mengalami lebih dari 80 brownies laku sehari dari satu out let.

Dari pengalaman selama 3 bulan, kusimpulkan bila ini adalah usaha yang cukup menjanjikan dan lanjooooot!!!

Eh, numpang promo dulu yaaa:  Buku "Menciptakan Keajaiban Finansial" Innuri Sulamono


Sabtu, 01 November 2014

Business adventure , business risk dan impress

Tulisan ini aku repost dari innuri's motivasi

Malam-malam sudah bersiap tidur, gantengku nanya :"Tadi habis maghrib ada orang beli brownies durian ya ?".
"Iya, kenapa ?".
"Orangnya komplain, katanya kok nggak bilang kalau masa kadaluwarsanya tinggal 1 hari, trus aku bilang bisa ditukar".
"Oooh, aku kira ini masih bulan oktober ", jawabku yang sudah 1/2 pikun ini.

Pagi-pagi aku telepon orangnya dan bilang, aku akan ganti dan akan diantar, akupun meminta alamat yang ternyata jauuuh di Tumpang sana  ... hahaha, tapi untungnya beliau hendak ke Malang, yang berarti melewati butikku.

Aku jadi ingat dosen kewirausahaanku pak Ir Kusnadi, seingatku dulu beliau sering mengucapkan kata 'impress' dan beliau enggan menggantinya dengan istilah bahasa Indonesia, maksud beliau dengan impress yaitu dalam menghadapi segala persoalan bisnis dengan cara yang mengesankan.

Sayangnya waktu kuliah dulu aku hanya bercita-cita jadi ibu rumah tangga, jadi aku kurang serius dengan materi kuliahnya, malah dapat nilai D di ijazah ... hehehe.  Kalau tahu aku bakalan jadi bisnis women, mungkin aku  simpan catatan kuliah beliau.  Sekarang bisanya cuma mengingat-ingat pelajaran beliau berpuluh tahun yang lalu, lupa-lupa ingat, minimal intinya bisa aku tangkap.


Berdasarkan hasil ingat-ingatku , beliau mendefinisikan seorang entrepeneur  adalah orang yang menjalani petualangan bisnis (business adventure), yang siap menghadapi segala resiko bisnis (business risk) dan menyelesaikannya  dengan cara yang mengesankan (impress) .Definisi ala pak Kusnadi ini tidak kutemukan dimanapun, walau sudah googling biar ketemu definisi yang pas.

Beliau sering menekankan kata business adventure , dan impress .  Seolah-olah untuk memasukkan ke dalam kepala para mahasiswanya bila bisnis itu menyenangkan seperti sebuah petualangan seru, yang setiap tantangannya dihadapi dengan cara-cara yang mengesankan.

Sekarang aku punya PR, bagaimana sih menemukan cara yang mengesankan dalam menghadapi segala kendala dalam bisnis ? Contohnya, dalam menghadapi komplain dari pelanggan , musti diselesaikan dengan cara yang mengesankan untuk pelanggan.  Dan bukan sekedar dengan pelanggan, dalam menyelesaikan permasalahan dengan karyawanpun musti dengan cara yang elegant dan mengesankan (bukan dengan gaya marah-marah dan bossy).

Bila aku simpulkan semua musti diselesaikan dengan cara yang sebaik-baiknya, yang menyenangkan kedua belah fihak, hingga membuat semua yang berinteraksi dalam lingkaran bisnis kita mendapat kesan baik yang mendalam.

Permasalahan dengan karyawan adalah untuk membuat mereka mengerti dan mau menjalani sistem yang ada di usaha kita.  Bila mereka bandel dan 'ajaib', maka fokusnya mengembalikan mereka bekerja menurut sistem, bukan untuk mengumbar emosi karena mereka salah mulu.  Untuk yang satu ini aku masih perlu banyak belajar.

Dengan cara-cara yang mengesankan itulah sebuah bisnis tidak bisa lagi dihalangi untuk maju pesat.  Tapi , aku sendiri tidak mau melakukan cara-cara yang mengesankan yang tujuannya untuk mempercepat bisnis .... hehe ......  Memangnya aku mau pakai cara apa ? ....

Maksudku begini, aku tidak mau menggunakan cara apapun bila tujuannya untuk memperlancar bisnis / usaha, tapi aku mau menggunakan cara apapun untuk aku persembahkan kepada Allah.

Sebenarnya apa yang aku uraikan panjang lebar barusan adalah cara kasih sayang.  Bukankah Allah tidak mengijinkan kita  merugikan siapapun? bukankah Allah menganjurkan kita berkasih sayang diantara manusia ?  Jadi bangunlah bisnis yang didasari atas kasih sayang seperti yang Allah kehendaki saat menurunkan manusia di muka bumi.

Tujuan dari setiap hal yang kita lakukan adalah ridha dan kasih sayang Allah.  Bila ini yang tercetak di alam bawah sadar kita, maka segala yang kita lakukan, baik dalam bisnis , di tempat kerja, di keluarga, di masyarakat, semua akan mengalir dengan impress , penuh kesan yang mendalam, karena kita melakukannya dari hati yang penuh cinta dan kasih sayang. 

Tataplah setiap hal yang Allah hadirkan di hadapan kita , anak , istri /suami,  karyawan,  pelanggan, tetangga dari hati yang penuh kasih sayang, maka Allah akan menghujani kita dengan kasih sayangNya yang lembut , luas dan tidak pernah terhenti.

Bila gara-gara ini semua, mengalami perkembangan bisnis yang susah untuk dihentikan , itu hanyalah sebagian kecil saja  bonus dariNya, bonus lainnya masih banyaaaaaakkkk .  Ayo kita jalani dan buktikan sama-sama.

Mau inspirasi yang lebih banyak ? temukan di buku Menciptakan Keajaiban Finansial Innuri , bisa dipesan langsung melalui fb Innuri atau cari di toko buku Gramedia.

Jumat, 31 Oktober 2014

Sakitnya Bukan Disini

 Dear Allah lovers,

Kemarin ada diskusi yang panjang di grup masak, tentang bagaimana menyikapi orang-orang yang menanyakan resep dagangan.  Jawaban terbagi menjadi 4 kelompok :

- kelompok pertama yang ikhlas memberi resep karena yakin bahwa rejeki tidak akan tertukar, dan percaya bahwa ikhlas berbagi akan memberi berkah dalam rejeki.

- kelompok kedua, tidak mau memberi dengan alasan resep dagangan sudah melalui try and error berkali-kali hingga ketemu resep yang pas, keenakan orang lain tinggal menerima hasil jadinya saja. Memberi resep juga tidak mendidik orang kreatif , biar mereka punya inisiatif googling sendiri

- kelompok ketiga yang mau memberi resep tapi dikasih resep yang lain, yang bukan dagangannya.

- kelompok keempat yang mau memberi resep tapi selektif, hanya orang -orang tertentu, tidak semua orang dia kasih resep dagangannya.

Sebenarnya aku bukan termasuk orang yang pelit resep, tapi kalau penanyanya njengkelin, aku bilang googling saja  .... hahaha ... Ada juga orang yang sudah aku kasih resep sedetail mungkin , termasuk tips dan triknya , tapi masih saja cerewet dan bawel .... Ini orang bener-bener minta dioven !!!

Ceritanya ada seorang teman nginap di rumah.  Pagi-pagi karena kekurangan stok, aku bikin brownies dan si teman ini menungguiku baking.  Dia menanyakan berbagai hal sambil mencatat resepnya. 

"Mbak, diovennya berapa lama ?", tanyanya.
"Aku gak pernah ngitung berapa lamanya, pakai feeling saja", kataku, aku bikin brownies pakai oven tangkring, dan tidak ada pengatur suhunya, jadi semuanya benar-benar pakai feeling.
" Trus kalau aku nanti bikin, gimana dong ?", tanyanya.
"Ya musti sering ditengokin, kalau sudah naik dan tinggal mengeringkan bagian atas, pindahin ke rak atas", kataku.
"Berapa lama ?", tanyanya, dan dia ngeyel bertanya berapa lama sampai berkali-kali,  rasanya aku kayak diinterogasi. Dan dia sudah membuatku tidak lulus dalam ujian 'jengkel'.



Banyak diantara teman-temanku di grup masak mengalami kejadian yang lebih njengkelin dibandingkan denganku.  Ada yang bercerita , seorang saudaranya yang dikasih resep, malah jualan kue persis punya dia dan nitip di warung yang dia titip dan bilang kalau itu dari dia.  Dan banyak cerita pilu , yang intinya sudah dibaik-baikin, malah nusuk dari belakang.

Berdasarkan cerita-cerita itu, seorang penanya resep dibagi dalam beberapa kelompok :
- ingin resep untuk dipraktekkan dan dikonsumsi sendiri
- karena ingin jualan dengan produk yang sama
- ingin jualan dengan produk yang sama sambil merebut pasar si empunya resep
- ingin tahu resep karena sekedar iseng

Maunya sih jangan sampai ngasih resep ke orang yang niatnya nusuk dari belakang, tapi kita kan nggak tahu tipe orang seperti apakah si penanya resep, dan kalau sampai ketemu orang yang model begini, sakitnya tuh disini (nunjuk dengkul) Makanya banyak bakul kue enggan berbagi resep, dan sebaiknya sebagai bagian dari masyarakat jangan nanya resep sama bakulan kue, karena sebenarnya itu tidak etis, hargailah bila mereka punya rahasia dagang.

Lantas bagaimana kalau sudah terlanjur ngasih resep ke orang yang suka main tusuk ? Aku tidak pernah sih , buat yang pernah mengalaminya, saranku hadapi saja dengan sikap ikhlas karena Allah, karena Allah juga yang mendatangkan dia pada kita,  Allah juga yang membuat kita pinter sampai bisa ngajarin dia. Urusan dia dengan kecurangannya ya urusan dia sama Allah,  sebaiknya jangan mengotori dan melelahkan hati kita sendiri dengan marah dan jengkel.

Kejadian ditusuk ini bukan aku alami di dunia kuliner,  tapi di usaha Cantiq butikku.  Ada seorang karyawan yang bikin usaha sendiri (aku merestuinya saat dia pamit mau keluar dan bikin usaha sendiri), dia mencontek desainku, lalu pelangganku beralih padanya karena harganya lebih murah (dengan kualitas jauh dibawahku).  Sakitnya bukan lagi disini, karena aku memaafkannya dan yakin bila aku ikhlas, maka aku akan mendapat yang lebih baik dan lebih besar.  Aku menganggap peristiwa itu sebagai kesempatanku untuk melatih keikhlasan dan ketulusan hati, bila aku lulus, maka aku akan mendapat reward yang lebih besar dari Allah.

Dan benar sekali, tak lama sesudah dicurangi, aku diminta propinsi untuk menjadi instruktur kewirausahaan , yang honornya gedeeee banget , sampai bisa beli kebun 1,5 hektar ! Bukan hanya itu, usahaku terpilih menerima ISO 9001-2008, lalu mendapat anugerah UMKM Award versi koran Sindo.  Kereen kan ?  Lebih keren lagi, karena sekarang aku juga punya usaha Innuri brownies yang bisa menggaji 8 orang tenaga kerja.

Pelajaran  yang bisa dipetik :  ikhlas berbagi, ikhlas memaafkan, akan membuka tirai pandang kita, bahwa rejeki dari Allah itu luaaaaassss tak terbatas.  Allah akan selalu mengucurkan karuniaNya kepada orang yang berhati lapang.

Sebaliknya, sikap jengkel dan marah saat dicurangi, bagaikan memagari pikiran kita sendiri bahwa rejeki kita ya cuma dari itu saja, eh, direbut pula oleh orang lain.  Pemikiran seperti itu membentuk opini di alam bawah sadar, yang membuat kita malah terkukung dalam sempitnya pikiran. Semua itu hanya bisa dibuka dengan kunci ikhlas memaafkan.

Nah, sekarang tahu kan salah satu rahasianya kenapa usaha Innuri browniesku sudah menunjukkan perkembangan mencolok walau baru berumur 3 bulan ?

Mau lebih banyak inspirasi ada di bukuku, bisa diperoleh di gramedia, atau dipesan lewat inbox ke fb Innuri Sulamono.  buku "Menciptakan Keajaiban Finansial" .

Salam manis !

Kamis, 30 Oktober 2014

Roti Boy

Bisa bikin roti boy itu sesuatu banget,  karena ini roti kesukaan si cantikku Alni.  Dan ketika dia bilang :"Rasanya persiiiiiss", bahagianya itu loh serasa dibawa ke langit biru .... hahaha.

"Ibuk kalau beli roti boy berapa harganya ?", tanyanya.
"Sembilan ribu".
"Kalau bikin sendiri ?".
"Dua puluh ribu jadi 16 buah".
"Haaaah ???".



Resepnya aku dapat dari grup NCC, tapi aku padukan antara resep roti boy dan pembuatan roti sistem waterroux, jadi resep modifikasi ala aku, hasilnya roti boy yang lembut.  Dari resep yang mau aku ceritakan ini , kalau dijadikan roti boy semua, jadi 32 biji.  Aku sendiri separuh aku bikin roti boy, separuhnya lagi aku bikin donat, donatnya empuk kayak donat kentang.

Berikut ini bahan dan urutan cara membuatnya :

- dua sendok makan gula pasir, satu sacet ragi instant dan 2 gelas air hangat dicampur dan biarkan mengembang.
- sementara menunggu mengembang, buat adonan waterrouxnya , yaitu 100 gram terigu segitiga ditambah 2 gelas belimbing air, campur rata, masak di atas api sampai kental seperti vla sus.
- siapkan 800 gram  tepung terigu , disarankan tepung cakra, tapi aku menggunakan tepung segitiga karena malas beli ,  satu sacet susu bubuk (27 gram), tambahkan 150 gram margarine / mentega , 100 gram gula pasir, sedikit garam dan dua butir telur kocok lepas.
- campurkan adonan waterroux ke campuran tepung, masukkan ragi yang sudah mengembang , uleni adonan menggunakan mixer spiral kurang lebih 15 menit atau sampai kalis.  Kalis itu saat adonan diolor sampai tipis tidak sobek.
- proofing sempai adonan mengembang 2 kali lipat, kempiskan, bagi menjadi bulatan bulatan (bila dijadikan roti boy semua jadi 32 bulatan), sambil menyelesaikan bulatan bulatannya, biasanya bulatan yang awal kita bikin sudah mengembang lagi.
-ambil bulatan yang sudah mengembang , kempiskan dan isi dengan mentega / roombutter (biar mudah mengisi butternya, masukkan dulu butter dalam freezer, setelah mengeras baru dikeluarkan dan dipotong potong)
- proofing lagi adonan sampai mengembang 2 kali lipat.  Nyalakan oven, sementara menunggu oven panas, topping permukaan roti dengan adonan mokanya, buat lingkaran seperti obat nyamuk.
- oven dengan api sedang



Cara membuat toppingnya :
100 gram mentega ditambah  100 gram gula halus dimixer halus, tambahkan 150 gram tepung beras 2 butir telur, 4 sendok makan larutan kopi instan, sesendok makan pasta moka, mixer sampai halus dan mengembang.  Masukkan dalam pipping bag, siap untuk disemprotkan di atas roti.  Resep ini untuk 32 roti boy, bila hanya bikin 16 roti, buat 1/2 resep saja.

Selamat mencoba yaaaa ... love uuuu  muach muach !

Dan yang belum punya bukuku, masih bisa dipesan niiih :
"Menciptakan Keajaiban Finansial" Innuri Sulamono

Selasa, 28 Oktober 2014

Pisang Molen

 Pisang molen itu makanan rakyat, gampang ditemui, tapi membuatnya sendiri tentu lebih puas dan lebih sehat buat keluarga. Ini resepnya mb Aida NCC.



Bahan :
200 gram tepung terigu
50 gram margarine
40 gram gula dilarutkan dengan 50 ml air
sebutir telur kocok lepas
sedikit garam
pisang dipotong memanjang besarnya menurut selera

Cara : campur tepung dengan margarine, masukkan larutan gula dan telur, aduk rata, bila adonan terlalu lengket, bisa ditambah sedikit tepung.  Gilas dalam glender ketebalan no 1 , potong dan lilit di pisang.  Goreng sampai matang.

Resep ini rasanya empuk renyah tapi kurang manis menurutku , lain kali kalau mau bikin lagi aku mau menambah gulanya karena aku suka manis.

Senin, 27 Oktober 2014

Siapa dan Mengapa

Aku jarang sekali tidur di rumah mungilku di Graha Bandara.  Beberapa hari lalu aku nginap disana, karena kangen kesunyian dan kangen sama buku-bukuku. Bertemulah aku dengan makalah kewirausahaan yang ditulis bapak Utomo Nyoto.

Ada satu lembar yang amat nyantol di kepalaku karena pas sekali dengan kondisi salah satu out let Innuri browniesku.

Selembar daftar pertanyaan di makalah tersebut antara lain :

-  Apa yang anda lakukan bagi pelanggan ?
- Siapa pelanggan anda ?
- Mengapa pelanggan membeli produk dari anda ?
- Apa keunikan anda ?
- Siapa pesaing anda dan bagaimana menghadapi mereka ?
- Apa kendala bisnis anda dan bagaimana mengatasinya ?

Pertanyaan-pertanyaan ini musti dijawab sebelum salah melangkah seperti yang aku lakukan. Silahkan temukan jawaban kalian dan silahkan mengembangkan usaha berbasis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Walaupun belum lama aku meluncurkan Innuri brownies , sudah ketahuan bahwa mayoritas pelangganku adalah ibu-ibu.  Mereka membeli produkku untuk dikonsumsi sendiri sekeluarga, untuk oleh-oleh ke luar kota, untuk hantaran saat menjenguk teman/keluarga yang sakit.  Itulah alasan mereka membeli produkku.

Alasan lain mereka membeli produkku karena unik, belum banyak brownies buah di kotaku dan di kota lain.  Selain rasanya enak, unik , harganya juga cukup terjangkau.

Belum sebulan yang lalu mas Hary menyewa space di Indomart di daerah Candi Borobudur.  Indomart yang ramai sekali, dan tempatnya juga amat strategis.  Tapi herannya, browniesku sepi banget, seperti ada yang aneh, kok di tempat seramai itu, jualan malah tidak laris, padahal stand makanan yang lain laris manis.  Sampai salesku bilang,mungkin ada yang menghalangi pembeli secara magic, tapi untungnya aku gak percaya kalau magic bisa menghalangi rejeki seseorang.

Bila aku bandingkan dengan standku di Indomart Kalisari jadi berbanding terbalik, di Indomart Kalisari , Indomartnya sepi karena baru buka, tapi disana angka penjualan browniesku  cukup bagus dan cenderung naik dari waktu ke waktu, malah sudah punya pelanggan.

Karena penasaran, dua kali aku ke Indomart Candisewu dan mengamati, apa sih yang salah ? Ternyata oh ternyata saudara-saudara ....

Indomart jl Candi Sewu itu terletak di sebelah kampus Universitas WidyaGama, banyak sekali anak kuliah dan anak kost disana.  Yang mereka butuhkan adalah makan nasi dan snack yang murah-murah ala anak kost, tak heran bila nasi goreng dan aneka lalapan yang jualan di depan Indomart larisnya minta ampun.

Anak kost tak membutuhkan brownies yang musti dibeli seloyang utuh dan harganya 20 ribuan, bagi mereka bisa buat membeli nasi 2 bungkus.  Anak kost juga tidak butuh oleh-oleh kecuali pas pulang liburan semester, jarang juga ada teman yang sakit yang perlu membawa buah tangan.  Jadi aku sudah menyewa tempat  yang ramai tapi salah !  

Betapa pentingnya menjawab pertanyaan :  Siapa pelanggan anda dan mengapa mereka membeli produk anda ?

Jangan membuat kesalahan seperti yang sudah aku lakukan yaaa ...

Dan boleh kan aku promo bukuku ndiri .... hehehe : ini niiih bukunya :
Buku "Menciptakan Keajaiban Finansial" Innuri Sulamono


Sus Vla Durian

Sejak jualan brownies buah, aku selalu punya stok durian di freezer.  Kali ini, untuk si cantikku yang penyuka durian, aku membuat kue sus vla durian.



Membuatnya kulit susnya sama dengan sus biasa, aku pernah mempostkan disini , search saja di kolom pencarian di blog.

Untuk isinya, aku ganti susu dengan santan dan menambahkan dengan daging durian yang diambil dari 3 biji durian.  Rasanya udah duriaaaannnn banget, mau ditambah durian lagi boleh juga menurut selera saja.

Cara membuat vlanya ; 2 gelas santan didihkan dengan 3 biji daging durian dan 6 sendok makan munjung gula pasir.  Sementara itu lelehkan 75  gram margarine , masukkan 3/4 gelas tepung terigu serentak , aduk sampai semua tepung basah oleh margarine, matikan api, masukkan santan panas sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat agar tidak bergerindil, bila semua santan sudah tercampur rata nyalakan kembali api dan biarkan sampai meletup letup.  Dinginkan dan vla siap masuk ke mulut ... eh, diisikan ke dalam kulitnya maksudku.

Sabtu, 18 Oktober 2014

Dua Dari Sepuluh

Salah satu kendala yang dihadapi seorang pengusaha adalah soal tenaga kerja, terlebih yang menyangkut produk hand made seperti Cantiq butikku.  Sampai 'terbit'lah sebuah angka statistik yang dihasilkan dari proses pengamatan selama bertahun-tahun, yaitu angka "dua dari sepuluh".  Maksudnya , diantara sepuluh orang yang melamar kerja di Cantiq butik , hanya dua orang yang akhirnya mau bekerja dan menjalani masa uji coba, dan diantara sepuluh orang yang menjalani masa uji coba, hanya dua orang yang serius bekerja untuk seterusnya.  Meskipun angka tersebut bukan patokan yang baku, tapi setidaknya jadi hiburan saat tidak kunjung mendapat karyawan baru sementara kebutuhan akan karyawan begitu mendesak.

Suamiku menyebutnya seleksi alam.  Demikian juga saat mencari sales dan pramuniaga untuk Innuri brownies.  Sampai sekarang aku belum menemukan sales yang benar-benar bekerja dengan serius, padahal gaji dan bonusnya termasuk gede untuk ukuran Malang, bahkan gede sekali bila dibandingkan dengan sales dari pabrik roti yang sudah menasional.

Tapi bila angka dua dari sepuluh ini diterapkan pada produk, maka komposisinya jadi terbalik, bila mau produk kita diterima pasar.  Maksudnya begini , sebuah produk yang hendak diluncurkan musti melewati masa uji coba dulu ke minimal 10 orang secara acak, dan diantara 10 orang itu , maksimal harus hanya ada dua orang yang mengatakan produk kita jelek.


Innuri brownies pisang

Demikian juga saat aku meluncurkan brownies pisangku, sebelumnya aku uji coba ke orang-orang terdekat dengan strata yang berbeda, mulai dari anak , suami,  karyawan , tetangga dan  pelangganku yang berasal dari kalangan diatas menengah.  Aku berikan tester kepada seorang pelanggan yang tinggal di perumahan elite dan seleranya terhadap makanan musti nomor satu (kue yang dia konsumsi musti menggunakan mentega wijsman katanya).  Aku sudah tidak berharap dibilang enak oleh pelanggan satu itu, tapi reaksinya sungguh tak kusangka.

"Enak kok, besok aku pesan 12 yaaa, untuk kubawa ke Babel buat oleh-oleh", katanya ringan, membuat hatiku begitu legaaaaaa !!!


Innuri chocco brownies

Setelah melewati proses uji coba ke minimal 10 orang dan ternyata mereka semua bilang enak, barulah aku yakin untuk memproduksi dan serius menjalankan Innuri brownies. Tapiiii .....

Tapi ternyata , angka dua dari sepuluhnya mulai kelihatan saat produk sudah aku jalankan ... hehehe.  Tapi mungkin  bukan dua dari sepuluh, tapi seperdua dari sepuluh, atau satu dari dua puluh orang saja yang bilang negatif tentang produkku.  Dan itu wajar, tidak semua orang bisa menerima produk kita seperti juga tidak semua orang bisa cocok dengan kita secara pribadi (eits, kok dikaitkan dengan hal pribadi yaaa?)

Saat pameran kemarin, aku menyediakan tester di stand, dari banyak orang yang mencicipi testerku selama seharian, satu orang bilang begini : "Ini kukus apa oven?".
"Oven", jawabku, lalu dia mengunyah browniesku.
"Aaah , kayak amanda gini loh", katanya gak percaya kalau browniesku oven.
"Memang ada kandungan air dari pisangnya , jadi kayak kukus", jawabku, dan beliau mencep (mewek) tidak percaya, lalu berlalu.  Untung aku sudah dibekali dengan angka dua dari sepuluh, jadi tenaaaaang saja ada orang seperti itu.  Biarin saja , gak usah sakit hati ngurusin satu orang , wong yang lain masih beli dan beli lagi, bahkan ada yang sampai balik 4 kali selama 5 hari pameran.

Demikian juga saat aku melayani pesanan online. Dari berpuluh pesanan yang sempat aku layani, banyak yang memuji dan bilang akan berlangganan, ada yang nggak merespon dan ada satu yang bilang negatif, katanya rasanya aneh dan dibiarkan sampai berlendir (padahal browniesku kalau kadaluwarsa tidak berlendir, melainkan berjamur).  Seperti itulah kenyataannya, tidak semua orang merasa sesuai dengan produk kita, tapi sejauh hanya dua dari sepuluh yang bilang tidak sesuai, maka the show must go on ..... hahaha. Lain halnya bila hanya dua dari sepuluh yang bilang produk kita sesuai, mungkin perlu dipikirkan untuk membuat produk yang lain saja.

Sales dan pramuniaga kitapun musti dibekali dengan pengetahuan tentang dua dari sepuluh dan sekaligus bisa menjawab dengan diplomatis pada saat menghadapi konsumen.

Eyang punya kenalan seorang pengusaha yang punya peternakan susu sekaligus pengolahannya menjadi susu pasteurisasi dengan bermacam rasa.  Suatu saat eyang diberi tester susu coklat dan diminta mengkritisi testernya.

"Coklatnya kurang berasa", kata eyang jujur.
"Berarti itu sudah bener, karena rasa susu murninya musti lebih menonjol dibanding coklatnya", jawab pengusaha itu diplomatis.

Kemampuan merubah kritik menjadi selling point inilah yang musti diajarkan kepada sales dan pramuniaga kita.

Suatu saat seorang salesku melaporkan kalau ada yang mengkritik bila rasa brownies duriannya kurang nendang (tapi kenyataannya tiap hari brownies durian yang dia bawa habis)..... Aku bilang begini : "Mestinya tadi kamu bilang  karena memang menggunakan durian asli, tidak pakai essens. Dan bila durian sudah bercampur telur, mentega dan terigu, lalu dioven,  tentu saja rasanya tidak bisa semurni durian asli".

Nah kan ? ternyata aku bisa merubah kritik menjadi selling point  dan akupun tidak berbohong. 

Jumat, 17 Oktober 2014

Bubur Sumsum Mangga

Karena di rumah ada mangga dan lagi kepingin makan bubur sumsum, maka bubur sumsumnya ditopping potongan mangga , sausnya karamel.  Rasanya wuiiiiih, benar-benar nikmat ..... segarnya mangga berpadu dengan gurihnya bubur sumsum dan manisnya saus karamel, yummyyyy banget.

 

Kali ini aku bikin buburnya dengan perbandingan tepung dan cairannya 1 : 4 ,  segelas bubur dengan 4 gelas cairan (santan) .  Cara membuat bubur sumsum dan saus karamelnya sama dengan yang ini , tapi bubur sumsumnya lebih tanak karena aku biarkan lebih lama meletup-letupnya.

Silahkan dicoba.

Rabu, 15 Oktober 2014

Jangan Pernah Merasa Rugi

Tulisan ini aku repost dari blog  Innuri's motivasi

Jadi ceritanya, ada seorang sahabat menyewa rumah di tempat strategis dan membuka kios kue, sayangnya dalam perjalanan waktu, kios kue tersebut tidak keurus.  Saat dia sempat mengurus, kue yang tidak laku  banyak, jadi dilema buat dia, apakah meneruskan jualan kue ? sementara bila dihitung dari barang yang tidak laku maka itungannya rugi , sementara bila berhentipun kok sayang, karena sudah terlanjur mengontrak dengan biaya yang mahal.  Apakah perlu berubah haluan mengintip usaha yang lain yang tidak dikejar masa kadaluwarsa ?

Dan jawabanku saat itu adalah ; " Dalam menghadapi segala kendala dalam bisnis, modalnya tenang dan senang.   Walau mbak sudah banting stir jualan yang lain, sejauh perasaannya masih belum bisa tenang dan senang dalam menjalaninya, tidak akan membuat kondisi membaik, jadi berlatihlah dulu menghadapi segala hal dengan tenang dan senang".

Rugi dan untung itu sebenarnya tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Saat kue yang tidak laku banyak, sebenarnya kita bisa beruntung dengan membaginya ke tetangga, ke panti asuhan, ke kaum dhuafa, orang-orang yang lapar dan lain sebagainya. Dan perasaan kitapun musti merasa untung , karena bisa berbuat baik.

Jadikanlah perbuatan baik sebagai kesenangan dan target kita dalam bisnis. Mungkin ada yang bertanya : Target bisnis itu kan keuntungan dalam hitungan uang, kok mbak Innuri menyuruh menargetkan kebaikan ? memangnya yayasan sosial ?

Hmmm hmmm .... buka al quran lagi yaaa, apakah Allah menyuruh kita matre seperti itu ? apakah Allah menyuruh kita berusaha / berbisnis untuk mendapatkan uang banyak ,  keuntungan banyak atau materi yang berlimpah ?  Tidak bukan ? Tapi Allah menyuruh kita mencari karuniaNya dan memerintahkan kita berbuat baik sebanyak-banyaknya.  Dan soal materi , Allah berjanji akan mencukupi kita (maka yakinlah akan janjiNya).

JANGAN PERNAH MERASA RUGI .  Apapun yang terjadi dalam bisnis, bila niatnya untuk berbuat kebaikan karena Allah, maka kita pasti untung terus.

Perasaan negatif seperti 'rugi' , adalah perasaan yang berbahaya , yang sama saja dengan doa yang tidak terucap, yang membuat kita akan mendapatkan apa yang kita doakan.

Seorang pelaku usaha, sebaiknya memelihara perasaan 'bahagia' dengan jalan banyak bersyukur, perasaan seperti inilah yang melancarkan segala urusannya.  Sebelum dia memanage orang lain dalam usahanya, lebih dulu dia musti pintar memanage perasaannya.

Berbisnislah dengan kasih sayang , dan ingatlah saat kita memutuskan untuk berbisnis dengan kasih sayang, kita pasti mendapatkan ujiannya.

Contoh soalnya dari  si mbak yang kuceritakan di depan, dia menggaji seorang karyawan untuk menjaga out letnya, ternyata keuntungan dari out let tersebut  tidak bisa menutup biaya sewa dan gaji karyawan.  Apakah perlu memberhentikan karyawan ?

Aku balik bertanya ; bukankah mbak juga menerima pesanan on line dan mendapatkan keuntungan ? Bukankah keuntungan itu bisa dipakai untuk menutup kerugian out let ? yang berarti mbak kan tidak rugi to ?

Aku ingin bertanya lagi padanya ; siapakah yang mendatangkan pembeli online / offline buat mbak? Apakah mbak merasa sudah pintar bermain internet hingga menganggap bahwa ramainya pesanan online adalah karena kepintaran mbak berpromosi lewat internet ?

Padahal Allahlah dibalik semua itu.

Jadi soal untung dan rugi itu ternyata tipuan belaka, untuk menguji kita, apakah kita menjadi orang yang bersyukur yang selalu merasa untung ? ataukah menjadi orang yang kufur nikmat yang selalu saja mengeluh dan terfokus pada kendala ? 

Seorang ahli syukur akan menempatkan masalah di tangannya, bukan di hatinya. Karenanya dia mudah melihat berbagai solusi yang bisa mengatasi permasalahannya. Sebaliknya bagi orang yang terfokus pada kendala , dia mudah sekali diombang ambingkan permasalahan.

Senin, 13 Oktober 2014

Menemukan Keberanian Memulai

Ternyata banyak sekali ibu-ibu yang ingin punya usaha, tapi takut memulai, dari takut gagal, takut gak laku, takut ditolak, dll .  Mungkin juga bukan hanya ibu-ibu, tapi siapa saja bisa takut memulai.

Ada satu hal yang membuat orang berani memulai tanpa berpikir, yaitu kepepet .... hahaha.  Tapi kalau gak sedang kepepet , masak memepet-mepetkan diri .... huahahaha.

Tapi ada yang membuat kita berani walau tidak sedang kepepet, yaitu motivasi.  Eyang bilang motif  yang mendasari orang melakukan sesuatu.  Dari motif menjadikan niat, lalu menjadi tindakan.

Bila tidak sedang kepepet, temukan atau gali dulu motivasi apa yang membuat kita rela bergerak ?

Kita bisa termotivasi karena dorongan dari dalam diri sendiri, karena cinta kasih kepada orang lain (orang tua, suami, anak dll), atau karena Allah. Beberapa alasan di bawah ini contohnya :

- karena ingin membuat orang tua bangga
- karena anak-anak membutuhkan biaya yang besar, maka bekerja dengan penuh semangat
- karena Allah memberi banyak sekali  kemampuan diri, maka ingin membuat Allah bangga

Ada juga motivasi yang sama sekali tidak aku sarankan, kalau bisa dihapus dan direvisi, seperti motivasi untuk membuktikan kepada orang yang pernah menghina bahwa kita bisa sukses, atau untuk mendapat pengakuan, pujian dan penghargaan masyarakat , dan lain lain yang hanya untuk kepuasan diri sendiri..

Temukan dulu motivasi yang membuat kalian mau bergerak, tulis dalam bentuk visi dan misi bisnis.  Visi dan misi yang tertulis akan mengontrol jalannya bisnis agar tidak meleset dari tujuan awal.

Motivasi bisa berubah seiring waktu dan perjalanan kedewasaan seseorang.  Contohnya aku sendiri, dulu pertama bangkit berusaha karena ingin membantu suami , perlahan-lahan motivasiku murni karena mengharap ridha Allah, dan berbuat banyak-banyak kebaikan di muka bumi agar saat aku menghadapNya nanti telah kuselesaikan semua tugas dariNya.

Dalam perjalanan bisnis, akan selalu bertemu dengan tantangan dan hambatan, tapi dengan mengingat motivasi awal , membuat semangat dan kekuatan kita kembali lagi.  Apalagi bila kita sudah melakukannya karena Allah, Allah adalah sumber kekuatan yang tak terkira powernya.

Minggu, 05 Oktober 2014

Resep Rahasia Yang Bukan Rahasia Lagi

Tulisan ini aku repost dari blog innuri motivasi .

"Bunda itu jangan ngajarin sembarang orang bikin brownies , kan rahasia ", demikian si Reza bilang suatu sore.
"Lah resepku malah tak pajang di blog tuh ", kataku 'innocent'.




Aku tahu maksud Reza, mestinya kalau punya usaha di bidang makanan itu gak sembarangan mengobral resep dagangan, biar jadi rahasia, biar gak mudah ditiru orang bisnisnya.  Dan kebanyakan pelaku usaha kuliner memang merahasiakan resep dagangannya, bahkan tuan Crab di film kartun sponge bob .... hehehe.

Tapi bukankah aku juga mendapatkan resep-resep itu dari orang lain ? baik lewat majalah, buku atau internet ? walau akhirnya resep itu aku otak atik lagi jadi resep ala aku sendiri, tapi alangkah beruntungnya mereka yang sudah merelakan resepnya aku pakai ? yang memberi manfaat kepadaku dan kepada karyawanku. Bayangkan betapa banyaknya tabungan kebaikannya.

Jadi, berbagi resep itu adalah cara paling mudah dan murah dalam rangka  berbuat kebaikan dan bermanfaat untuk orang banyak.

"Reza, Reza.  Kamu tahu butiknya bunda ? Banyak loh yang menjiplak desain bunda, bahkan menjual hasil jiplakan itu, tapi aku ikhlas saja, karena ilmu itu kan bukan milik kita, ilmu kan dari Allah.  Saat kita ikhlas, Allah membukakan lebih banyak lagi saluran rezeki yang lain, seperti yang kamu lihat pada usaha bunda.  Dulu bunda bisanya cuma melukis kain, lalu jadi bisa bikin batik dan jumputan dengan guru yang gak mau dibayar, lalu jadi trainer di propinsi , lalu jadi punya kebun hektaran, sekarang punya usaha brownies lagi ", kataku panjang lebar.

"Aku tidak boleh mengakui bila resep itu milikku,  Allahlah yang membuat aku bisa, dan bila Allah menghendaki aku untuk membagikannya, oke saja", kataku nyantai.

"Orang lain memang bisa mencontek resep, tapi ada yang tidak bisa dicontek, yaitu rejeki dan keberkahan dari Allah ", kataku akhirnya.  Reza mengangguk dan merenung.

Bagaimana dengan kalian sahabatku?

Kalian tidak harus sepertiku, karena semua musti dilakukan berdasarkan keikhlasan hati.  Akupun juga tidak sembarangan berbagi resep rahasia.  Aku ceritakan ini, agar kita tidak terpenjara oleh pikiran dan logika kita sendiri.

Anggapan bahwa bila berbagi  resep akan membuat banyak orang bisa membuat produk seenak punya kita, yang identik dengan 'menciptakan' pesaing dan selanjutnya membuat kita susah berkembang.  Anggapan seperti itu adalah penjara buat pikiran kita.

Bagaimana bila kita 'revisi' saja mind set seperti itu ? Karena Allah bukan menyuruh kita berebut rejeki, tapi Allah memerintahkan kita untuk berbuat kebaikan yang banyak, maka untuk mendapatkan keberfihakan Allah, kita juga perlu berbuat kebaikan sebanyaknya.  Keberfihakan Allah itulah yang kita perlukan untuk kelancaran usaha , keberkahan rejeki dan berbagai kemudahan dalam hidup.

Setuju ?

Kamis, 02 Oktober 2014

Getuk Pisang Kurma

Pisang stok untuk dibuat brownies kebanyakan ngambilnya dari kebun .... hehehe, sampai kematangan dan kulitnya kecoklatan gitu.  Khawatir bakalan membusuk, aku minta bu Warni mengupasnya dan aku pilihi yang terlalu matang aku sulap jadi getuk pisang kurma yang nyummmyyyy , sisa pisang aku biarkan di kulkas menunggu dieksekusi jadi brownies besok.



bahan dan cara membuatnya gampang banget  :

-  1 kg pisang yang sudah dikupas, dihaluskan pakai uleg-uleg, tidak terlalu halus gak masalah.
- tambahkan 5 sendok makan gula pasir, 2 sendok munjung tepung terigu, aduk rata
- tambahkan lagi 2 butir telur, aduk rata
- masukkan irisan kurma ke dalamnya (bisa diganti kismis)
- cetak dalam cetakan yang sudah dioles margarine, taburi lagi dengan irisan kurma
- kukus sampai matang
- iris dan hidangkan setelah dingin

Rasa legit dan manisnya pisaaaang banget, berpadu dengan kurma yang memberi kekayaan rasa yang tersendiri.


Rabu, 01 Oktober 2014

Unique Selling Point

Salah satu yang membuat produk kita punya daya jual adalah kelebihannya dibanding produk lain yang sejenis.  Maka galilah keunikan dan kelebihan produk kita dan temukan unique selling pointnya   Bagaimana caranya ?

Coba simak tips berikut :

-  pikirkan apa hal yang hendak ditonjolkan yang merupakan kelebihan produk kita ?
 misalnya produk kue , apakah dalam hal rasa ? dalam hal harga yang lebih murah ? dalam proses pembuatannya yang hieginies dan tanpa bahan pengawet ? dalam penampilan yang cantik ? dalam pelayanan yang cepat ? dalam hal jenis kue yang aneh dan belum ada di kota anda ? atau keunggulan dalam ketersediaan (stok) yang banyak yang memudahkan pembeli mendapatkan layanan saat membutuhkan banyak kue secara dadakan ?

- bandingkan produk anda dengan produk sejenis, apakah memang benar-benar lebih unggul dan unik ? bila belum, musti dieksplore lagi dan digali lagi , temukan jawaban pertanyaan ; apa yang membuat konsumen memilih produk anda ?

- bila perlu, buat produk yang susah ditiru oleh orang lain.

- komunikasikan kelebihan produk anda ke konsumen, mungkin lewat tag line / slogan , brosur, lewat penjelasan lisan yang membuat konsumen menyebarkannya dari mulut ke mulut , iklan di radio dan tivi bila memungkinkan.

Karyawan butikku ada  yang ibunya menerima pesanan kue kering saat ramadhan.  Dia sering membawa tester ke butik dan menawarkannya padaku dan ke teman-temannya, sambil bilang :"Kalau bentuknya sih kalah cantik dengan yang lainnya, tapi soal rasa , buatan kami lebih enak". Dan dia memang benar dengan apa yang dikatakannya.  Tanpa dia sadari , dia telah menemukan selling pointnya, yaitu dalam hal rasa, dan dia mengkomunikasikan keunggulan kuenya dengan calon pembeli, sampai bikin orang penasaran dan mencoba testernya, dan ketika calon pembeli merasa memang benar enak, dia menjadi pelanggan yang loyal.  Sederhana sekali.

Kalau ceritaku soal  brownies pisang beda lagi.  Ini gara-gara pisang yang melimpah di kebun yang penennya saja puluhan tandan tiap minggu.  Ada yang bertanya padaku : "Kenapa tidak dibuat kripik pisang saja ? kan lebih awet".  Maka jawabku, kripik pisang kan sudah banyak pelakunya, sedangakan brownies pisang, kayaknya sih baru aku yang memulainya di daerah Malang.  Dan dengan keunggulanku punya kebun sendiri, aku bisa memasang harga yang susah ditandingi murahnya, coba saja bikin brownies pisang dengan harga 18 ribu seloyang dan discount 20% buat reseller plus ongkir gratis , pasti untungnya nipis kalau nggak rugi .... hehehe.

Disini aku menggunakan produk yang masih belum ada di pasaran dan dengan harga yang murah sebagai selling pointku.  Selain itu juga tidak menggunakan bahan pengawet dan emulsifier saat proses pembuatan brownies juga menjadi selling pointku yang lain.  Banyak selling point membuat kita bisa lebih mudah memasuki berbagai sudut pandang dan selera konsumen.

Produk yang susah ditiru orang lain contohnya ini nih :





Ini adalah produk dari Cantiq butikku, rok lukis sulam.  Awalnya rok ini adalah kain putih, kemudian dilukis dan diwarnai dengan gradasi warna warni, lalu dipayet dengan manik-manik dan disulam dengan pita dan benang.  Orang yang mau mencontek produkku ini pusing duluan, karena harus bisa melukis, memasang payet, menyulam pita dan menyulam benang. Belum lagi desainnya yang unik yang aku desain sendiri. Pintar ya aku ? ..... hehehe.

Selasa, 30 September 2014

Strategi Seorang Tenant

Arti semula dari istilah tenant adalah penyewa besar di mall atau plaza. Tetapi belakangan ini arti tenant jadi lebih meluas, menyangkut semua penyewa yang berjualan di mall atau di space yang disediakan di halaman depan supermarket / minimarket, dll.

Sebagai pemula di bisnis kuliner, untuk menyewa tempat yang mahal seperti ruko, musti mikir dulu seribu kali, karena biaya sewa yang tinggi.  Juga musti mengingat ,  brand yang belum dikenal beresiko besar tidak jalan.  Karena itu aku lebih suka memulainya dari kecil, dari menyewa di depan Indomart yang tidak mahal dan lokasinyapun bagus.

 
mas Hary dan gantengku yang pertama Aden , saat menata booth di depan Indomart Kalisari

Ada beberapa strategi yang aku temukan saat menyewa tempat, strategi yang lahir dari learning by doing.  Mudah-mudahan apa yang aku bagikan ini bermanfaat untuk pengusaha yang baru memulai bisnis kulinernya.

Pertama

Survey dulu tempatnya, apakah cukup ramai , terkesan bersih , tokonya musti sudah banyak pelanggan, lokasinya mudah dijangkau.

Kedua

Walau ini tidak mutlak diperlukan, lakukan test pemasaran di seputar tempat itu.  Contohnya Innuri brownies  sebelum menyewa tempat, ada sales yang mencoba berjualan di seputar daerah itu dengan obrog sepeda motor.  Bila dalam beberapa hari , minimal seminggu tetap laris dan sudah ada yang repeat beli , berarti layak menyewa tempat di daerah itu.  Test pemasaran ini tidak usah dilakukan bila sudah punya beberapa out let, karena biasanya kita jadi hafal dan lebih terampil menggunakan feeling kita saat memutuskan menyewa tempat.

Ketiga

Bila sudah positif ingin menyewa tempat itu, coba hubungi managernya dan masih bisakah menjadi tenant di tempat itu ?  Biasanya prosedurnya tidak rumit dan bisa deal dalam hitungan hari sudah menerima surat perjanjian sewa.

Keempat

Nah, bila sudah deal dengan tempatnya, ada strategi selanjutnya dalam berjualan , berikut ini tips dari Innuri brownies :
- buat rancangan booth yang menarik dengan tulisan besar-besar yang bisa terbaca dari jauh , booth ini bisa jadi standard bila mengembangkan tenant di tempat lain
- pilih pramuniaga yang ramah, rapi dan bersih , kalau aku tak tambahi  yang berjilbab dan cantik (gapapa cantiknya mengalahkan pemiliknya .... hehehe)
-  minta ijin ke bagian management untuk menaruh tester dan brosur di bagian kasir , tampilkan tester di piring yang menarik.
- pada saat awal buka, bukalah siang dan malam, misal jam 8 pagi sampai jam 9 malam, tapi suruh pramuniaga untuk mencatat  jam pada setiap transaksi pembelian. Lakukan dalam beberapa hari hingga seminggu.
 - karena jam tiap transaksi tercatat , maka bisa ketemu pada jam berapa transaksi yang terbanyak terjadi, berdasarkan data itulah kita bisa melakukan efektifitas penjualan dan memutuskan pada jam berapa buka dan tutupnya.  Contohnya : di Innuri brownies yang di Indomart Kalisari Mangliawan Malang, semula buka siang dan malam dengan 2 pramuniaga yang bergantian, setelah dilakukan pencatatan traksasi, ketahuan bila  transaksi terbanyak mulai  siang, sore sampai  jam 8 malam, karenanya aku memutuskan untuk buka dari jam 11 siang sampai jam 8 malam. Ini sudah merupakan penghematan tenaga kerja, karena cukup membayar 1 orang saja, pramuniaga yang satunya bisa ditugaskan ke out let yang lain.

Selamat menyewa , sukses selalu dan jangan lupa kirimin aku dong makanannya .... hehehe.

Minggu, 28 September 2014

Ikan Goreng Tepung

Lihatlah penampakan ikan goreng tepungku, sungguh cantik, rasanya juga kriuk dan guriiih. Cocok buat ibu-ibu yang gak suka goreng ikan pakai lengket di wajan dan meninggalkan minyak yang berwarna hitam.



Caranya sederhana saja, ikan direndam bumbu bawang putih tumbar dan kunyit yang diuleg, garamnya jangan lupa, rendam beberapa saat. 

Siapkan tepung kering di piring yang terdiri dari tepung terigu secukupnya dan sesendok makan tepung maizena.  Gulingkan ikan yang sudah direndam bumbu, lalu goreng sampai matang.

Sambal Jagung Manis

Ini sambal resep original Innuri setelah menerima 'wangsit' dari dalam kulkas ..... hahaha ....



Cerita aslinya sih mau bikin sambal tapi tidak punya tomat , kalau sambalnya cuman cabe sama bawang saja jadinya terlalu pedes dong, gak tahan buat perutku yang sexy ini.  Jadilah ngubek isi kulkas, ketemunya sama jagung manis dan pete.

Maksud penambahan pete yang sebenarnya adalah untuk membentuk komposisi warna yang manis, ada merahnya cabe, kuningnya jagung manis dan hijaunya pete, tapi ternyataaaa wahai saudara-saudara , kehadiran si pete yang aku gak suka baunya ini memberi rasa yang lebih nendang . Jadi, penambahan pete pada sambal jagung manis ala Innuri  ini hukumnya jadi 'sunah muakad' ... hehehehe.

Nah, sekarang simak cara bikinnya yaaaa :

- cabe rawit sesuai selera, bawang putih dua siung, bawang merah 4 siung, sebuah jagung manis disisir , semuanya digoreng sampai matang lalu diuleg halus, jangan lupa menambahkan garam dan gula, cicipi sampai rasanya pas

- sebuah lagi jagung manis disisir dan beberapa buah pete diiris serong, kedua bahan digoreng sampai matang lalu ditaburkan di atas sambal jagung yang sudah jadi, penyet penyet dikit saja pakai uleg biar tercampur.

Dimakan sama tempe goreng dan nasi hangat saja sudah bikin lupa sama tetangga .... hahaha. Tapi aku tadi memadukannya dengan ikan ekor kuning digoreng tepung, enyaaaak.


Sabtu, 27 September 2014

Antara Omzet dan Sedekah Beras

Bisnis browniesku baru berjalan satu setengah bulan, setiap perjalanan aku tulis, biar terkenang bagaimana suka dukanya menjalankan usaha ini, dan agar bisa dipelajari oleh orang yang ingin belajar.

Sesungguhnyalah, dalam setiap kesuksesan pasti ada 'jalan terjal' yang musti dihadapi dan ditaklukkan.  Begitupun dalam bisnis baruku ini, sempat terjadi dimana pendapatan tidak seimbang dengan pengeluaran, itu terjadi berhari-hari dan rasanya begitu berat menaikkan pemasukan.


 Penyelesaiannya ternyata sederhana banget, itupun tidak sengaja.

Ceritanya, aku belum pernah zakati usaha browniesku ini, kupikir kan sudah bagi-bagi kue tiap hari, dan kupikir pula, usaha ini kan belum menguntungkan, bahkan masih dalam proses untuk mencapai titik impas, jadi belum wajib zakat.

Nah, pada suatu hari, tiba-tiba aku kepingin zakati saja usaha ini, gak peduli sudah untung atau belum, zakatnya aku belikan beras.  Maka pagi itu aku membeli beras 10 kg, yang 5 kg untuk sedekahnya Cantiq butikku, yang 5 kg untuk Innuri Brownies.

Tak kusangka, siangnya si Reza salesku pulang untuk mengambil brownies lagi karena brownies yang dibawanya pagi tadi tinggal 3. Dan sorenya ketika aku totalan hasil penjualan dari 2 out letku yang lain,  omzet hari itu ternyata adalah omzet pertamaku bisa mencapai  target yang aku inginkan. Kejadiannya seperti begitu mudah, setelah sebelumnya terasa alot sekali menaikkan omzet.

Aku kira itu adalah kemudahan dari sedekah yang berupa bahan makanan pokok, karena memberi makan fakir miskin itu banyak ayatnya di al quran.  Dan sejak itu setiap hari aku membeli beras (istilahku 'menjimpit', padahal aslinya 'mencomot' karena langsung 1 plastik 5 kg), niatnya untuk zakat dan sedekah Innuri brownies yang sekarang bertumbuh seperti harapanku.

Pengalamanku selama rajin sedekah beras ini , memang mengundang keajaiban , aku menulisnya dalam beberapa judul di  blog motivasiku , salah satunya silahkan klik disini .



Jumat, 26 September 2014

Kisah salesmanku

Malam bunda cantik.
Pelajaran buatku sore ini, menjadi seorang pengusaha itu musti pintar mencari strategi agar usahanya tetap lantjar djaya.

Sebelumnya aku punya 2 sales dan punya 2 armada sepeda seperti ini, direct selling. Salesku yang satu belum sebulan kerja sudah berhenti karena gengsi katanya.



Tinggal satu yang bertahan, tapi omzetnya 'cape deh'. Kalau seperti ini terus bisa bahaya buat kelangsungan usahaku. Akhirnya suamiku bikin target untuk dia, bila dia berhasil melewati target , maka mendapat bonus yang lumayan (bonusnya bisa dihitung dengan jelas).

Hasilnya , taraaaa !! beberapa hari terakhir dia selalu melampaui target. Ternyataaaaa .... dia baru bekerja maksimal kalau mengejar target, kalau nggak, yaaa gitu deh ......

Kesimpulannya, manusia itu baru mau berusaha keras bila ada sesuatu yang ingin dicapainya. Bila masih melempem saja, berarti belum ada sesuatu yang berharga yang perlu dikejarnya. Cari 'sesuatu' itu dalam diri karyawan bila kita ingin menggerakkan karyawan, atau dalam diri sendiri bila masih merasa diri ini kok kurang maksimal.

Rabu, 24 September 2014

Browniesnya Penggemar Coklat

Kemarin aku bikin brownies karena penasaran, kok ada resep yang menggunakan coklat blok banyak dan juga komposisi  cairan (margarine dan minyak) yang banyak, kayak apa ya rasanya ?



Ini resepnya sudah aku modif dengan mengurangi sedikit cairannya :

- 250 gram coklat blok dilelehkan dengan 200 gram mentega / margarine dan 200 ml minyak goreng, dinginkan, sisihkan
- 4 telur dan 250 gram gula pasir dimixer sampai mengembang
- ayak diatas adonan  telur 250 gram tepung terigu yang dicampur dengan 25 gram coklat bubuk, aduk rata
- masukkan coklat lelehnya
- cetak di loyang brownies, bila ukurannya 9 x 20 cm jadi 3 loyang
- oven sampai matang

Hasilnya, brownies ini agak rapuh, muprul, rasanya nyoklaaat banget, pas buat penggemar coklat.  Sayangnya aku bukan penggemar coklat, jadi bagiku rasanya agak mblenek ... hehehe.

Selasa, 23 September 2014

Membuat Goal Setting

Bila mempunyai sebuah usaha, otomatis kita akan dihadapkan pada target-target tertentu, bisa target produksi, target pemasaran, target omzet dll dll.  Nah , sekarang aku lagi bikin target pendapatan dari usaha browniesku  .... hmmm, siapa mau ikutan ? yuuuk sama sama kita tempuh step by stepnya.

Pertama - tama tetapkan dulu berapa target pendapatan yang ingin diraih ? Boleh ditulis gede-gede.

Lalu lakukan analisa sederhana dari usaha yang sudah dijalani, selama ini sudah menghasilkan pendapatan berapa per bulan ? pendapatan itu diperoleh dari berapa out let ? atau dari berapa warung / kantin yang dititipi ? atau dari berapa pelanggan tetap yang memesan secara berkala ?Pendapatan sebesar itu juga bisa diperoleh dari berapa orang tenaga kerja ?

Nah, misalnya saja, target pendapatan yang ingin diraih adalah 10 juta sebulan, sedangkan dari usaha yang dijalani selama ini baru mencapai 2,5 juta sebulan.  Berarti kita perlu menaikkan pendapatan 4 kali lipat , dan kemungkinan juga musti memperbesar produksi , pemasaran, dll dll yang 4 kali lipat,  tapi aku bilang 'kemungkinan' loh yaaa, karena sebuah usaha yang bergerak bersifat dinamis, dan kadang melenceng dari hitungan matematis. 

Untuk memperbesar pendapatan menjadi 4 kali lipat ini musti dianalisis lagi , karena kelipatan pemasaran dan produksi  mungkin bukan 4 kali lipat , bisa lebih rendah atau malah lebih tinggi, tergantung waktu, situasi dan kondisi.

Ada beberapa cara untuk memperbesar omzet dan pendapatan , diantaranya :
a)  memperluas pasar , berupa menambah out let, membuka cabang di tempat / kota lain , membuka sistem keagenan , dll
b) menambah variasi produk dengan out let yang tetap jumlahnya
c) menggabungkan  a dan b.
d) cara lain yang barangkali hanya  terpikir oleh anda, karena andalah yang lebih faham bisnis anda.

Lakukan analisa lagi yang sesuai dengan bisnis yang sedang dijalani, manakah langkah yang dipilih. Apakah ingin menambah out let ? berapa target waktunya ? apakah menambah 1 out let dalam jangka waktu 3 bulan ke depan ? 3 bulan ke depannya lagi dibuka lagi 1 out let  sampai tercapai target omzet dan target pendapatan yang ditetapkan ?

Bila menambah variasi produk, maka produk apa yang dipilih yang nyambung dengan produk yang sudah berjalan ?

Bila ingin pendapatan 10 juta tercapai dalam 1 tahun, maka apakah langkah yang dijalani dari bulan ke bulan ? dari minggu ke minggu ? dari hari ke hari ? Mungkin di bulan pertama hanya ingin menambah 500 ribu saja , berarti pendapatan menjadi 3 juta di bulan depan.  Ini perlu strategi, berarti rata-rata sehari untung 100 ribu, bila keuntungan hari ini hanya 50 ribu misalnya, maka genapkan dari omzet hari lain.

Pikirkan segala kebutuhan yang terkait dengan target yang ditetapkan, misalnya penambahan karyawan, penambahan alat produksi, dll dll.

Semua itu musti tertulis membentuk goal setting .  

Pasar memang sulit diprediksi, adakalanya naik, adakalanya terjun bebas .... Tapi dengan adanya 'rekaman' bisnis berupa catatan-catatan, kita jadi mengenali 'irama' bisnis kita.  Maka berjalanlah dalam iramanya, bila menginginkan sesuatu dari usaha kita, maka bicaralah dengan Allah dan ajak ngomong bisnis kita.


bisnisku yang sudah lama kutekuni, memproduksi mukena jumputan, hasil desainku sendiri dan kumodeli sendiri

Bisnis adalah salah satu amanah dan pemberian Allah yang musti kita rawat dengan penuh kasih sayang, profesionalisme dan rasa syukur, jalanilah semua ini dengan penuh kebahagiaan dan persembahkan yang terbaik untuk Allah. 

Selengkapnya tentang target yang bersifat spiritual, silahkan dibuka dan dipelajari  disini  .


Senin, 22 September 2014

Weci Enak Tanpa Vitsin


Pagi yang sendu, mas Hary mengantar Aden ke stasiun habis shalat subuh, setelah sejak tgl 8 september (sehari setelah meninggalnya bapak) dia berada di Malang.  Tak terasa 2 minggu ditemani anak ganteng yang lucunya gak habis-habis.  Pagi ini dia kembali ke Bandung, kembali ke habitatnya yang hanya melibatkan doa-doaku.

Kuhibur diriku dengan tenggelam di dapur, membuat weci, dan ketika wecinya mateng, kembali terasa sunyi hati ini, karena biasanya si ganteng itu sambil menggambar di depan lap top suka banget nyemil masakan ibunya.



Ini weci tanpa vitsin, sebelumnya selalu saja gagal bikin weci tanpa vitsin yang bisa seenak kalau beli.  Aku sekarang punya trik biar tetap enak walau tanpa vitsin.  Caranya begini nih ;  bumbunya bawang merah dan bawang putih aku goreng dulu, ditambah daging ayam goreng  yang dipotong kasar (sepotong ayam goreng cukup), merica bubuk, garam dan gula, semuanya diblender halus.

Weci di Malang biasanya memakai sayur wortel yang diiris halus memanjang dan cambah kedelai atau kubis yang diiris halus memanjang, ditambah irisan halus daun sledri.  Tapi weciku ini isinya wortel dan jamur tiram, rasanya tentu jadi nyammmy banget, tapi sebelumnya jamur tiram yang sudah diiris kasar aku gongso / tumis dulu di atas wajan sampai jamurnya layu dan matang.

Sekarang mulai bikin adonannya, wortel dan jamur aku taruh di baskom trus aku 'siram' pakai tepung terigu (kira-kira saja gak pakai ukuran), aduk aduk, masukkan bumbu, air sampai tepungnya basah semua, aduk membentuk adonan , tambahkan sebutir telur, aduk lagi.  Biarkan sebentarrr saja , beberapa menit cukup, lalu goreng  dengan cetakan weci dengan minyak yang banyak (deep frying).

Weciku sukses enak tanpa vitsin, tanpa kaldu bubuk, walau penampilannya agak pucat karena tidak punya seledri.

Sehari kemudian, aku bikin weci lagi, kali ini pakai udang goreng yang turut serta aku blender bersama bumbunya, kelupaan memasukkan merica bubuk , dan rasanya tetap enak, apalagi ada seledrinya , walau sayurnya cuman wortel saja.


weci dengan isian wortel dan jagung manis, sepiring ludes olehku berdua dengan mas Hary

Lalu sehari kemudian, jadi 3 hari berturut-turut nih, aku bikin lagi weci dengan isian wortel dan jagung manis, untuk hijauannya cuman ada daun bawang. Tapi bumbunya cuman bawang merah bawang putih merica, tanpa tambahan ayam atau udang, rasanya masih enak, tapi enakan yang ada ayamnya dan udangnya.