Selasa, 30 September 2014

Strategi Seorang Tenant

Arti semula dari istilah tenant adalah penyewa besar di mall atau plaza. Tetapi belakangan ini arti tenant jadi lebih meluas, menyangkut semua penyewa yang berjualan di mall atau di space yang disediakan di halaman depan supermarket / minimarket, dll.

Sebagai pemula di bisnis kuliner, untuk menyewa tempat yang mahal seperti ruko, musti mikir dulu seribu kali, karena biaya sewa yang tinggi.  Juga musti mengingat ,  brand yang belum dikenal beresiko besar tidak jalan.  Karena itu aku lebih suka memulainya dari kecil, dari menyewa di depan Indomart yang tidak mahal dan lokasinyapun bagus.

 
mas Hary dan gantengku yang pertama Aden , saat menata booth di depan Indomart Kalisari

Ada beberapa strategi yang aku temukan saat menyewa tempat, strategi yang lahir dari learning by doing.  Mudah-mudahan apa yang aku bagikan ini bermanfaat untuk pengusaha yang baru memulai bisnis kulinernya.

Pertama

Survey dulu tempatnya, apakah cukup ramai , terkesan bersih , tokonya musti sudah banyak pelanggan, lokasinya mudah dijangkau.

Kedua

Walau ini tidak mutlak diperlukan, lakukan test pemasaran di seputar tempat itu.  Contohnya Innuri brownies  sebelum menyewa tempat, ada sales yang mencoba berjualan di seputar daerah itu dengan obrog sepeda motor.  Bila dalam beberapa hari , minimal seminggu tetap laris dan sudah ada yang repeat beli , berarti layak menyewa tempat di daerah itu.  Test pemasaran ini tidak usah dilakukan bila sudah punya beberapa out let, karena biasanya kita jadi hafal dan lebih terampil menggunakan feeling kita saat memutuskan menyewa tempat.

Ketiga

Bila sudah positif ingin menyewa tempat itu, coba hubungi managernya dan masih bisakah menjadi tenant di tempat itu ?  Biasanya prosedurnya tidak rumit dan bisa deal dalam hitungan hari sudah menerima surat perjanjian sewa.

Keempat

Nah, bila sudah deal dengan tempatnya, ada strategi selanjutnya dalam berjualan , berikut ini tips dari Innuri brownies :
- buat rancangan booth yang menarik dengan tulisan besar-besar yang bisa terbaca dari jauh , booth ini bisa jadi standard bila mengembangkan tenant di tempat lain
- pilih pramuniaga yang ramah, rapi dan bersih , kalau aku tak tambahi  yang berjilbab dan cantik (gapapa cantiknya mengalahkan pemiliknya .... hehehe)
-  minta ijin ke bagian management untuk menaruh tester dan brosur di bagian kasir , tampilkan tester di piring yang menarik.
- pada saat awal buka, bukalah siang dan malam, misal jam 8 pagi sampai jam 9 malam, tapi suruh pramuniaga untuk mencatat  jam pada setiap transaksi pembelian. Lakukan dalam beberapa hari hingga seminggu.
 - karena jam tiap transaksi tercatat , maka bisa ketemu pada jam berapa transaksi yang terbanyak terjadi, berdasarkan data itulah kita bisa melakukan efektifitas penjualan dan memutuskan pada jam berapa buka dan tutupnya.  Contohnya : di Innuri brownies yang di Indomart Kalisari Mangliawan Malang, semula buka siang dan malam dengan 2 pramuniaga yang bergantian, setelah dilakukan pencatatan traksasi, ketahuan bila  transaksi terbanyak mulai  siang, sore sampai  jam 8 malam, karenanya aku memutuskan untuk buka dari jam 11 siang sampai jam 8 malam. Ini sudah merupakan penghematan tenaga kerja, karena cukup membayar 1 orang saja, pramuniaga yang satunya bisa ditugaskan ke out let yang lain.

Selamat menyewa , sukses selalu dan jangan lupa kirimin aku dong makanannya .... hehehe.

Minggu, 28 September 2014

Ikan Goreng Tepung

Lihatlah penampakan ikan goreng tepungku, sungguh cantik, rasanya juga kriuk dan guriiih. Cocok buat ibu-ibu yang gak suka goreng ikan pakai lengket di wajan dan meninggalkan minyak yang berwarna hitam.



Caranya sederhana saja, ikan direndam bumbu bawang putih tumbar dan kunyit yang diuleg, garamnya jangan lupa, rendam beberapa saat. 

Siapkan tepung kering di piring yang terdiri dari tepung terigu secukupnya dan sesendok makan tepung maizena.  Gulingkan ikan yang sudah direndam bumbu, lalu goreng sampai matang.

Sambal Jagung Manis

Ini sambal resep original Innuri setelah menerima 'wangsit' dari dalam kulkas ..... hahaha ....



Cerita aslinya sih mau bikin sambal tapi tidak punya tomat , kalau sambalnya cuman cabe sama bawang saja jadinya terlalu pedes dong, gak tahan buat perutku yang sexy ini.  Jadilah ngubek isi kulkas, ketemunya sama jagung manis dan pete.

Maksud penambahan pete yang sebenarnya adalah untuk membentuk komposisi warna yang manis, ada merahnya cabe, kuningnya jagung manis dan hijaunya pete, tapi ternyataaaa wahai saudara-saudara , kehadiran si pete yang aku gak suka baunya ini memberi rasa yang lebih nendang . Jadi, penambahan pete pada sambal jagung manis ala Innuri  ini hukumnya jadi 'sunah muakad' ... hehehehe.

Nah, sekarang simak cara bikinnya yaaaa :

- cabe rawit sesuai selera, bawang putih dua siung, bawang merah 4 siung, sebuah jagung manis disisir , semuanya digoreng sampai matang lalu diuleg halus, jangan lupa menambahkan garam dan gula, cicipi sampai rasanya pas

- sebuah lagi jagung manis disisir dan beberapa buah pete diiris serong, kedua bahan digoreng sampai matang lalu ditaburkan di atas sambal jagung yang sudah jadi, penyet penyet dikit saja pakai uleg biar tercampur.

Dimakan sama tempe goreng dan nasi hangat saja sudah bikin lupa sama tetangga .... hahaha. Tapi aku tadi memadukannya dengan ikan ekor kuning digoreng tepung, enyaaaak.


Sabtu, 27 September 2014

Antara Omzet dan Sedekah Beras

Bisnis browniesku baru berjalan satu setengah bulan, setiap perjalanan aku tulis, biar terkenang bagaimana suka dukanya menjalankan usaha ini, dan agar bisa dipelajari oleh orang yang ingin belajar.

Sesungguhnyalah, dalam setiap kesuksesan pasti ada 'jalan terjal' yang musti dihadapi dan ditaklukkan.  Begitupun dalam bisnis baruku ini, sempat terjadi dimana pendapatan tidak seimbang dengan pengeluaran, itu terjadi berhari-hari dan rasanya begitu berat menaikkan pemasukan.


 Penyelesaiannya ternyata sederhana banget, itupun tidak sengaja.

Ceritanya, aku belum pernah zakati usaha browniesku ini, kupikir kan sudah bagi-bagi kue tiap hari, dan kupikir pula, usaha ini kan belum menguntungkan, bahkan masih dalam proses untuk mencapai titik impas, jadi belum wajib zakat.

Nah, pada suatu hari, tiba-tiba aku kepingin zakati saja usaha ini, gak peduli sudah untung atau belum, zakatnya aku belikan beras.  Maka pagi itu aku membeli beras 10 kg, yang 5 kg untuk sedekahnya Cantiq butikku, yang 5 kg untuk Innuri Brownies.

Tak kusangka, siangnya si Reza salesku pulang untuk mengambil brownies lagi karena brownies yang dibawanya pagi tadi tinggal 3. Dan sorenya ketika aku totalan hasil penjualan dari 2 out letku yang lain,  omzet hari itu ternyata adalah omzet pertamaku bisa mencapai  target yang aku inginkan. Kejadiannya seperti begitu mudah, setelah sebelumnya terasa alot sekali menaikkan omzet.

Aku kira itu adalah kemudahan dari sedekah yang berupa bahan makanan pokok, karena memberi makan fakir miskin itu banyak ayatnya di al quran.  Dan sejak itu setiap hari aku membeli beras (istilahku 'menjimpit', padahal aslinya 'mencomot' karena langsung 1 plastik 5 kg), niatnya untuk zakat dan sedekah Innuri brownies yang sekarang bertumbuh seperti harapanku.

Pengalamanku selama rajin sedekah beras ini , memang mengundang keajaiban , aku menulisnya dalam beberapa judul di  blog motivasiku , salah satunya silahkan klik disini .



Jumat, 26 September 2014

Kisah salesmanku

Malam bunda cantik.
Pelajaran buatku sore ini, menjadi seorang pengusaha itu musti pintar mencari strategi agar usahanya tetap lantjar djaya.

Sebelumnya aku punya 2 sales dan punya 2 armada sepeda seperti ini, direct selling. Salesku yang satu belum sebulan kerja sudah berhenti karena gengsi katanya.



Tinggal satu yang bertahan, tapi omzetnya 'cape deh'. Kalau seperti ini terus bisa bahaya buat kelangsungan usahaku. Akhirnya suamiku bikin target untuk dia, bila dia berhasil melewati target , maka mendapat bonus yang lumayan (bonusnya bisa dihitung dengan jelas).

Hasilnya , taraaaa !! beberapa hari terakhir dia selalu melampaui target. Ternyataaaaa .... dia baru bekerja maksimal kalau mengejar target, kalau nggak, yaaa gitu deh ......

Kesimpulannya, manusia itu baru mau berusaha keras bila ada sesuatu yang ingin dicapainya. Bila masih melempem saja, berarti belum ada sesuatu yang berharga yang perlu dikejarnya. Cari 'sesuatu' itu dalam diri karyawan bila kita ingin menggerakkan karyawan, atau dalam diri sendiri bila masih merasa diri ini kok kurang maksimal.

Rabu, 24 September 2014

Browniesnya Penggemar Coklat

Kemarin aku bikin brownies karena penasaran, kok ada resep yang menggunakan coklat blok banyak dan juga komposisi  cairan (margarine dan minyak) yang banyak, kayak apa ya rasanya ?



Ini resepnya sudah aku modif dengan mengurangi sedikit cairannya :

- 250 gram coklat blok dilelehkan dengan 200 gram mentega / margarine dan 200 ml minyak goreng, dinginkan, sisihkan
- 4 telur dan 250 gram gula pasir dimixer sampai mengembang
- ayak diatas adonan  telur 250 gram tepung terigu yang dicampur dengan 25 gram coklat bubuk, aduk rata
- masukkan coklat lelehnya
- cetak di loyang brownies, bila ukurannya 9 x 20 cm jadi 3 loyang
- oven sampai matang

Hasilnya, brownies ini agak rapuh, muprul, rasanya nyoklaaat banget, pas buat penggemar coklat.  Sayangnya aku bukan penggemar coklat, jadi bagiku rasanya agak mblenek ... hehehe.

Selasa, 23 September 2014

Membuat Goal Setting

Bila mempunyai sebuah usaha, otomatis kita akan dihadapkan pada target-target tertentu, bisa target produksi, target pemasaran, target omzet dll dll.  Nah , sekarang aku lagi bikin target pendapatan dari usaha browniesku  .... hmmm, siapa mau ikutan ? yuuuk sama sama kita tempuh step by stepnya.

Pertama - tama tetapkan dulu berapa target pendapatan yang ingin diraih ? Boleh ditulis gede-gede.

Lalu lakukan analisa sederhana dari usaha yang sudah dijalani, selama ini sudah menghasilkan pendapatan berapa per bulan ? pendapatan itu diperoleh dari berapa out let ? atau dari berapa warung / kantin yang dititipi ? atau dari berapa pelanggan tetap yang memesan secara berkala ?Pendapatan sebesar itu juga bisa diperoleh dari berapa orang tenaga kerja ?

Nah, misalnya saja, target pendapatan yang ingin diraih adalah 10 juta sebulan, sedangkan dari usaha yang dijalani selama ini baru mencapai 2,5 juta sebulan.  Berarti kita perlu menaikkan pendapatan 4 kali lipat , dan kemungkinan juga musti memperbesar produksi , pemasaran, dll dll yang 4 kali lipat,  tapi aku bilang 'kemungkinan' loh yaaa, karena sebuah usaha yang bergerak bersifat dinamis, dan kadang melenceng dari hitungan matematis. 

Untuk memperbesar pendapatan menjadi 4 kali lipat ini musti dianalisis lagi , karena kelipatan pemasaran dan produksi  mungkin bukan 4 kali lipat , bisa lebih rendah atau malah lebih tinggi, tergantung waktu, situasi dan kondisi.

Ada beberapa cara untuk memperbesar omzet dan pendapatan , diantaranya :
a)  memperluas pasar , berupa menambah out let, membuka cabang di tempat / kota lain , membuka sistem keagenan , dll
b) menambah variasi produk dengan out let yang tetap jumlahnya
c) menggabungkan  a dan b.
d) cara lain yang barangkali hanya  terpikir oleh anda, karena andalah yang lebih faham bisnis anda.

Lakukan analisa lagi yang sesuai dengan bisnis yang sedang dijalani, manakah langkah yang dipilih. Apakah ingin menambah out let ? berapa target waktunya ? apakah menambah 1 out let dalam jangka waktu 3 bulan ke depan ? 3 bulan ke depannya lagi dibuka lagi 1 out let  sampai tercapai target omzet dan target pendapatan yang ditetapkan ?

Bila menambah variasi produk, maka produk apa yang dipilih yang nyambung dengan produk yang sudah berjalan ?

Bila ingin pendapatan 10 juta tercapai dalam 1 tahun, maka apakah langkah yang dijalani dari bulan ke bulan ? dari minggu ke minggu ? dari hari ke hari ? Mungkin di bulan pertama hanya ingin menambah 500 ribu saja , berarti pendapatan menjadi 3 juta di bulan depan.  Ini perlu strategi, berarti rata-rata sehari untung 100 ribu, bila keuntungan hari ini hanya 50 ribu misalnya, maka genapkan dari omzet hari lain.

Pikirkan segala kebutuhan yang terkait dengan target yang ditetapkan, misalnya penambahan karyawan, penambahan alat produksi, dll dll.

Semua itu musti tertulis membentuk goal setting .  

Pasar memang sulit diprediksi, adakalanya naik, adakalanya terjun bebas .... Tapi dengan adanya 'rekaman' bisnis berupa catatan-catatan, kita jadi mengenali 'irama' bisnis kita.  Maka berjalanlah dalam iramanya, bila menginginkan sesuatu dari usaha kita, maka bicaralah dengan Allah dan ajak ngomong bisnis kita.


bisnisku yang sudah lama kutekuni, memproduksi mukena jumputan, hasil desainku sendiri dan kumodeli sendiri

Bisnis adalah salah satu amanah dan pemberian Allah yang musti kita rawat dengan penuh kasih sayang, profesionalisme dan rasa syukur, jalanilah semua ini dengan penuh kebahagiaan dan persembahkan yang terbaik untuk Allah. 

Selengkapnya tentang target yang bersifat spiritual, silahkan dibuka dan dipelajari  disini  .


Senin, 22 September 2014

Weci Enak Tanpa Vitsin


Pagi yang sendu, mas Hary mengantar Aden ke stasiun habis shalat subuh, setelah sejak tgl 8 september (sehari setelah meninggalnya bapak) dia berada di Malang.  Tak terasa 2 minggu ditemani anak ganteng yang lucunya gak habis-habis.  Pagi ini dia kembali ke Bandung, kembali ke habitatnya yang hanya melibatkan doa-doaku.

Kuhibur diriku dengan tenggelam di dapur, membuat weci, dan ketika wecinya mateng, kembali terasa sunyi hati ini, karena biasanya si ganteng itu sambil menggambar di depan lap top suka banget nyemil masakan ibunya.



Ini weci tanpa vitsin, sebelumnya selalu saja gagal bikin weci tanpa vitsin yang bisa seenak kalau beli.  Aku sekarang punya trik biar tetap enak walau tanpa vitsin.  Caranya begini nih ;  bumbunya bawang merah dan bawang putih aku goreng dulu, ditambah daging ayam goreng  yang dipotong kasar (sepotong ayam goreng cukup), merica bubuk, garam dan gula, semuanya diblender halus.

Weci di Malang biasanya memakai sayur wortel yang diiris halus memanjang dan cambah kedelai atau kubis yang diiris halus memanjang, ditambah irisan halus daun sledri.  Tapi weciku ini isinya wortel dan jamur tiram, rasanya tentu jadi nyammmy banget, tapi sebelumnya jamur tiram yang sudah diiris kasar aku gongso / tumis dulu di atas wajan sampai jamurnya layu dan matang.

Sekarang mulai bikin adonannya, wortel dan jamur aku taruh di baskom trus aku 'siram' pakai tepung terigu (kira-kira saja gak pakai ukuran), aduk aduk, masukkan bumbu, air sampai tepungnya basah semua, aduk membentuk adonan , tambahkan sebutir telur, aduk lagi.  Biarkan sebentarrr saja , beberapa menit cukup, lalu goreng  dengan cetakan weci dengan minyak yang banyak (deep frying).

Weciku sukses enak tanpa vitsin, tanpa kaldu bubuk, walau penampilannya agak pucat karena tidak punya seledri.

Sehari kemudian, aku bikin weci lagi, kali ini pakai udang goreng yang turut serta aku blender bersama bumbunya, kelupaan memasukkan merica bubuk , dan rasanya tetap enak, apalagi ada seledrinya , walau sayurnya cuman wortel saja.


weci dengan isian wortel dan jagung manis, sepiring ludes olehku berdua dengan mas Hary

Lalu sehari kemudian, jadi 3 hari berturut-turut nih, aku bikin lagi weci dengan isian wortel dan jagung manis, untuk hijauannya cuman ada daun bawang. Tapi bumbunya cuman bawang merah bawang putih merica, tanpa tambahan ayam atau udang, rasanya masih enak, tapi enakan yang ada ayamnya dan udangnya.  



Rabu, 17 September 2014

Mengembangkan Usaha Nitip

Pagiiiii bunda-bunda sayang,
Ada banyak bunda-bunda NCC yang bertanya padaku bagaimana memulai usaha kuliner, dan ada yang sudah punya usaha nitip di kantin sekolah, tapi ingin mengembangkannya. Aku akan bahas sebatas pengetahuanku dan semoga ini bermanfaat buat pemula.

Aku ambil contoh sederhana saja : mau bikin usaha makanan kecil / es yang dititip di kantin-kantin sekolah (usaha seperti ini bisa gede loh bunda)

Pertama produknya harus bisa diterima anak sekolah dan harganya musti terjangkau anak sekolah. Lakukan tes pemasaran di sebuah atau lebih sekolah, amati dalam seminggu - dua mingggu apakah produk itu tetap disukai / tetap laku keras.

Bila produknya tetap laku keras, berarti layak untuk di kembangkan di sekolah-sekolah lain. Maka musti segera menyiapkan strategi selanjutnya.

Tulis target yang ingin dicapai oleh usaha bunda , misalnya ingin punya cabang titip di 50 sekolah, atau ingin setiap sekolah di kabupaten dititipi.

Lalu hitung kebutuhan produk sesuai target yang telah ditetapkan, dan berapa tenaga produksi dan tenaga distribusi yang diperlukan.

Target ini bisa dijalani secara bertahap, misalnya dalam bulan oktober bisa masuk di 10 sekolah dulu, selanjutnya ditambah di bulan-bulan selanjutnya.

Selama menjalankan semua itu, jangan lupa mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang lemah. Dan jangan lupa membangun sistem usaha seperti pernah aku share sebelumnya.

Semoga bermanfaat ya bunda.
Semangat !!!!!

Selasa, 16 September 2014

Strategi Nitip Di Warung

Sudah sebulan aku menjalani usaha jualan brownies, dan syukurlah target untuk bisa menggaji karyawan dari keuntungan brownies sudah tercapai, bahkan aku sudah untung loh ! Alhamdulillah.



Ceritanya si brownies aku jual di 3 out let , di booth di depan butik , di booth di depan Indomaret (baru berjalan 3 hari), dan di mobil di pasar besar Malang.

Selain di out let, juga dititip-titip di toko kue dan dijual secara direct selling dari seorang salesku .

Penjualan di out let menurutku bisa lebih terkontrol.  Yang susah dikontrol itu penjualan yang dititip, karena tidak mungkin mengontrol penjualan setiap hari , pemilik tokonya yang merasa terganggu, jadi cuma bisa dilakukan 2-3 hari sekali sambil menukar dengan brownies yang baru. Kadang salesku yang terlambat menukar barang.  Disinilah sering terjadi retur barang yang pada akhirnya masuk ke kolam ikan suami di kebun .... hehehe, iyaaa, brownies yang rusak sering  jadi makanan ikan di kebun.

Berangkat dari pengalaman jualan sebulan, aku pelajari hal-hal ini saat menitip barang di toko kue :

- perhatikan tokonya, apakah cukup ramai pembeli dan banyak pelanggan.
- perhatikan cara pemilik toko mendisplay barang kita, apakah cukup terlihat atau malah ditaruh di tempat yang tersembunyi.  Pernah titip di toko yang cukup ramai, tapi browniesku ditaruh di rak bawah, sehingga tidak terlihat, toko seperti ini tidak usah dititipi lagi.
- kalau bisa bikin tempat sendiri, semacam wadah untuk mendisplay barang yang bisa diletakkan di atas meja, yang ada tulisan brand kita dan mudah terbaca pembeli.
- amati kesesuaian produk dan harga kita dengan produk dan harga dari toko yang kita titipi.
- jangan lupa menghitung, berapa persen barang rusak yang masih bisa ditoleransi oleh usaha kita.
- jangan melanjutkan menitip bila terlalu banyak barang yang kembali. 

Beberapa waktu lalu ada seorang ibu yang bertanya padaku, ingin menitip kue di warung-warung yang terdekat dengan rumahnya, tapi masih bingung nitip kue/makanan apa, barangkali tips dibawah ini berguna :

- pelajari dulu karakteristik warungnya, apakah berada di perumahan yang padat anak kecil ? atau di perumahan yang banyak ibu-ibu bekerja ?
- temukan peluang dari  analisa sederhana , bila banyak anak kecil tentunya bisa bikin kue-kue yang disukai anak-anak seperti donat , cup cake , cilok sehat, dll.  Bila di perumahan yang banyak ibu-ibu bekerja, mungkin mereka tidak sempat memasak lauk, jadi bisa bikin lauk pauk seperti botok, pepes, sayur lodeh dll.
- jangan lupa pasang harga yang terjangkau oleh target pasar


Demikian sharingku, semoga berguna.

Rabu, 03 September 2014

Company Tagline Yang .....

Tagline alias slogan dalam usaha Cantiq-ku adalah " a touch of hand painting on clothes and interior " . Dan sampai sekarang di kartu nama dan nota Cantiq tetap seperti itu walau usaha per'klambi'anku meluas jadi batik tulis, jumputan dan aneka sulaman.

Walau slogan seperti itu  terlalu panjang , tapi aku ra urus .... hahaha. Dan lucunya, walau aku tahu teori membuat slogan untuk sebuah company , aku mengulang lagi (kesalahan) bikin tagline yang panjaaaang untuk usaha browniesku, dan tambah lucu lagi karena slogannya gak nyambung sama browniesnya.

Yang bener, kalau bisnis makanan, slogannya kayak gini nih :
- sepotong tak pernah cukup
- nendhang rasanya
- nikmat hingga gigitan terakhir
- dll

Tapi slogan browniesku kok malah 'melangkah dalam kasih sayangNya'.  Yaaa, biar sajalah, kataku sih nyambung bangeeeet.



Menurutku, sebuah tagline tidak harus sesuai dengan produknya,  tapi bisa jadi kalimat yang  mencerminkan visi dan misi perusahaan. Visiku mengajak orang mengingat Allah dan menemukan kasih sayang Allah di setiap detak kehidupan mereka.  Misiku adalah membangun bisnis yang berdiri di atas kasih sayang (prinsip bismillah).

Diriku sendiripun masih perlu diluruskan soal visi dan misi ini, biar gak berubah dan berbelok arah, makanya aku bikin tagline yang mengingatkan diriku sendiri, karyawan dan pembeli untuk mengingat Allah agar menjadi rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi alam semesta).  Nah, baru nyambung kan kalau gini ?  Lebih faham lagi akan nyambungnya bila tahu cerita selengkapnya disini .

Bagi kalian yang belum punya tagline di bisnis , coba bikin yuuuk, kalimatnya yang singkat dan ringkas saja, juga mudah diingat orang hingga orang akan langsung terbayang dengan usaha kita begitu mendengar kata tertentu.

Kata-katanya juga musti unik, jangan menggunakan kata yang sudah melekat pada orang lain, seperti istilah mak nyuuusss contohnya, kata itu  sudah kadung menjadi 'trade mark' nya pak  Bondan Winarno, jadi jangan dipakai yaaa.  Bikin saja ungkapan sendiri.

Oh, satu lagi, jangan membuat tagline dengan kata yang mengerikan atau menunjukkan hal negatif , contohnya ; nasi pecel neraka , untuk mencerminkan pedasnya.  Jangan !!!  karena kata seperti ini tidak sopan di hadapan Allah, seperti meledek ancaman Allah di kitabNya.

Sekarang banyak ditemukan nama warung yang aneh dan mengerikan.  Melihat fenomena seperti itu, kita  tidak usah ikut-ikutan yaaa.  Kata dan kalimat yang sopan dan menarik kan masih banyaaaaak.