Jumat, 31 Oktober 2014

Sakitnya Bukan Disini

 Dear Allah lovers,

Kemarin ada diskusi yang panjang di grup masak, tentang bagaimana menyikapi orang-orang yang menanyakan resep dagangan.  Jawaban terbagi menjadi 4 kelompok :

- kelompok pertama yang ikhlas memberi resep karena yakin bahwa rejeki tidak akan tertukar, dan percaya bahwa ikhlas berbagi akan memberi berkah dalam rejeki.

- kelompok kedua, tidak mau memberi dengan alasan resep dagangan sudah melalui try and error berkali-kali hingga ketemu resep yang pas, keenakan orang lain tinggal menerima hasil jadinya saja. Memberi resep juga tidak mendidik orang kreatif , biar mereka punya inisiatif googling sendiri

- kelompok ketiga yang mau memberi resep tapi dikasih resep yang lain, yang bukan dagangannya.

- kelompok keempat yang mau memberi resep tapi selektif, hanya orang -orang tertentu, tidak semua orang dia kasih resep dagangannya.

Sebenarnya aku bukan termasuk orang yang pelit resep, tapi kalau penanyanya njengkelin, aku bilang googling saja  .... hahaha ... Ada juga orang yang sudah aku kasih resep sedetail mungkin , termasuk tips dan triknya , tapi masih saja cerewet dan bawel .... Ini orang bener-bener minta dioven !!!

Ceritanya ada seorang teman nginap di rumah.  Pagi-pagi karena kekurangan stok, aku bikin brownies dan si teman ini menungguiku baking.  Dia menanyakan berbagai hal sambil mencatat resepnya. 

"Mbak, diovennya berapa lama ?", tanyanya.
"Aku gak pernah ngitung berapa lamanya, pakai feeling saja", kataku, aku bikin brownies pakai oven tangkring, dan tidak ada pengatur suhunya, jadi semuanya benar-benar pakai feeling.
" Trus kalau aku nanti bikin, gimana dong ?", tanyanya.
"Ya musti sering ditengokin, kalau sudah naik dan tinggal mengeringkan bagian atas, pindahin ke rak atas", kataku.
"Berapa lama ?", tanyanya, dan dia ngeyel bertanya berapa lama sampai berkali-kali,  rasanya aku kayak diinterogasi. Dan dia sudah membuatku tidak lulus dalam ujian 'jengkel'.



Banyak diantara teman-temanku di grup masak mengalami kejadian yang lebih njengkelin dibandingkan denganku.  Ada yang bercerita , seorang saudaranya yang dikasih resep, malah jualan kue persis punya dia dan nitip di warung yang dia titip dan bilang kalau itu dari dia.  Dan banyak cerita pilu , yang intinya sudah dibaik-baikin, malah nusuk dari belakang.

Berdasarkan cerita-cerita itu, seorang penanya resep dibagi dalam beberapa kelompok :
- ingin resep untuk dipraktekkan dan dikonsumsi sendiri
- karena ingin jualan dengan produk yang sama
- ingin jualan dengan produk yang sama sambil merebut pasar si empunya resep
- ingin tahu resep karena sekedar iseng

Maunya sih jangan sampai ngasih resep ke orang yang niatnya nusuk dari belakang, tapi kita kan nggak tahu tipe orang seperti apakah si penanya resep, dan kalau sampai ketemu orang yang model begini, sakitnya tuh disini (nunjuk dengkul) Makanya banyak bakul kue enggan berbagi resep, dan sebaiknya sebagai bagian dari masyarakat jangan nanya resep sama bakulan kue, karena sebenarnya itu tidak etis, hargailah bila mereka punya rahasia dagang.

Lantas bagaimana kalau sudah terlanjur ngasih resep ke orang yang suka main tusuk ? Aku tidak pernah sih , buat yang pernah mengalaminya, saranku hadapi saja dengan sikap ikhlas karena Allah, karena Allah juga yang mendatangkan dia pada kita,  Allah juga yang membuat kita pinter sampai bisa ngajarin dia. Urusan dia dengan kecurangannya ya urusan dia sama Allah,  sebaiknya jangan mengotori dan melelahkan hati kita sendiri dengan marah dan jengkel.

Kejadian ditusuk ini bukan aku alami di dunia kuliner,  tapi di usaha Cantiq butikku.  Ada seorang karyawan yang bikin usaha sendiri (aku merestuinya saat dia pamit mau keluar dan bikin usaha sendiri), dia mencontek desainku, lalu pelangganku beralih padanya karena harganya lebih murah (dengan kualitas jauh dibawahku).  Sakitnya bukan lagi disini, karena aku memaafkannya dan yakin bila aku ikhlas, maka aku akan mendapat yang lebih baik dan lebih besar.  Aku menganggap peristiwa itu sebagai kesempatanku untuk melatih keikhlasan dan ketulusan hati, bila aku lulus, maka aku akan mendapat reward yang lebih besar dari Allah.

Dan benar sekali, tak lama sesudah dicurangi, aku diminta propinsi untuk menjadi instruktur kewirausahaan , yang honornya gedeeee banget , sampai bisa beli kebun 1,5 hektar ! Bukan hanya itu, usahaku terpilih menerima ISO 9001-2008, lalu mendapat anugerah UMKM Award versi koran Sindo.  Kereen kan ?  Lebih keren lagi, karena sekarang aku juga punya usaha Innuri brownies yang bisa menggaji 8 orang tenaga kerja.

Pelajaran  yang bisa dipetik :  ikhlas berbagi, ikhlas memaafkan, akan membuka tirai pandang kita, bahwa rejeki dari Allah itu luaaaaassss tak terbatas.  Allah akan selalu mengucurkan karuniaNya kepada orang yang berhati lapang.

Sebaliknya, sikap jengkel dan marah saat dicurangi, bagaikan memagari pikiran kita sendiri bahwa rejeki kita ya cuma dari itu saja, eh, direbut pula oleh orang lain.  Pemikiran seperti itu membentuk opini di alam bawah sadar, yang membuat kita malah terkukung dalam sempitnya pikiran. Semua itu hanya bisa dibuka dengan kunci ikhlas memaafkan.

Nah, sekarang tahu kan salah satu rahasianya kenapa usaha Innuri browniesku sudah menunjukkan perkembangan mencolok walau baru berumur 3 bulan ?

Mau lebih banyak inspirasi ada di bukuku, bisa diperoleh di gramedia, atau dipesan lewat inbox ke fb Innuri Sulamono.  buku "Menciptakan Keajaiban Finansial" .

Salam manis !

Kamis, 30 Oktober 2014

Roti Boy

Bisa bikin roti boy itu sesuatu banget,  karena ini roti kesukaan si cantikku Alni.  Dan ketika dia bilang :"Rasanya persiiiiiss", bahagianya itu loh serasa dibawa ke langit biru .... hahaha.

"Ibuk kalau beli roti boy berapa harganya ?", tanyanya.
"Sembilan ribu".
"Kalau bikin sendiri ?".
"Dua puluh ribu jadi 16 buah".
"Haaaah ???".



Resepnya aku dapat dari grup NCC, tapi aku padukan antara resep roti boy dan pembuatan roti sistem waterroux, jadi resep modifikasi ala aku, hasilnya roti boy yang lembut.  Dari resep yang mau aku ceritakan ini , kalau dijadikan roti boy semua, jadi 32 biji.  Aku sendiri separuh aku bikin roti boy, separuhnya lagi aku bikin donat, donatnya empuk kayak donat kentang.

Berikut ini bahan dan urutan cara membuatnya :

- dua sendok makan gula pasir, satu sacet ragi instant dan 2 gelas air hangat dicampur dan biarkan mengembang.
- sementara menunggu mengembang, buat adonan waterrouxnya , yaitu 100 gram terigu segitiga ditambah 2 gelas belimbing air, campur rata, masak di atas api sampai kental seperti vla sus.
- siapkan 800 gram  tepung terigu , disarankan tepung cakra, tapi aku menggunakan tepung segitiga karena malas beli ,  satu sacet susu bubuk (27 gram), tambahkan 150 gram margarine / mentega , 100 gram gula pasir, sedikit garam dan dua butir telur kocok lepas.
- campurkan adonan waterroux ke campuran tepung, masukkan ragi yang sudah mengembang , uleni adonan menggunakan mixer spiral kurang lebih 15 menit atau sampai kalis.  Kalis itu saat adonan diolor sampai tipis tidak sobek.
- proofing sempai adonan mengembang 2 kali lipat, kempiskan, bagi menjadi bulatan bulatan (bila dijadikan roti boy semua jadi 32 bulatan), sambil menyelesaikan bulatan bulatannya, biasanya bulatan yang awal kita bikin sudah mengembang lagi.
-ambil bulatan yang sudah mengembang , kempiskan dan isi dengan mentega / roombutter (biar mudah mengisi butternya, masukkan dulu butter dalam freezer, setelah mengeras baru dikeluarkan dan dipotong potong)
- proofing lagi adonan sampai mengembang 2 kali lipat.  Nyalakan oven, sementara menunggu oven panas, topping permukaan roti dengan adonan mokanya, buat lingkaran seperti obat nyamuk.
- oven dengan api sedang



Cara membuat toppingnya :
100 gram mentega ditambah  100 gram gula halus dimixer halus, tambahkan 150 gram tepung beras 2 butir telur, 4 sendok makan larutan kopi instan, sesendok makan pasta moka, mixer sampai halus dan mengembang.  Masukkan dalam pipping bag, siap untuk disemprotkan di atas roti.  Resep ini untuk 32 roti boy, bila hanya bikin 16 roti, buat 1/2 resep saja.

Selamat mencoba yaaaa ... love uuuu  muach muach !

Dan yang belum punya bukuku, masih bisa dipesan niiih :
"Menciptakan Keajaiban Finansial" Innuri Sulamono

Selasa, 28 Oktober 2014

Pisang Molen

 Pisang molen itu makanan rakyat, gampang ditemui, tapi membuatnya sendiri tentu lebih puas dan lebih sehat buat keluarga. Ini resepnya mb Aida NCC.



Bahan :
200 gram tepung terigu
50 gram margarine
40 gram gula dilarutkan dengan 50 ml air
sebutir telur kocok lepas
sedikit garam
pisang dipotong memanjang besarnya menurut selera

Cara : campur tepung dengan margarine, masukkan larutan gula dan telur, aduk rata, bila adonan terlalu lengket, bisa ditambah sedikit tepung.  Gilas dalam glender ketebalan no 1 , potong dan lilit di pisang.  Goreng sampai matang.

Resep ini rasanya empuk renyah tapi kurang manis menurutku , lain kali kalau mau bikin lagi aku mau menambah gulanya karena aku suka manis.

Senin, 27 Oktober 2014

Siapa dan Mengapa

Aku jarang sekali tidur di rumah mungilku di Graha Bandara.  Beberapa hari lalu aku nginap disana, karena kangen kesunyian dan kangen sama buku-bukuku. Bertemulah aku dengan makalah kewirausahaan yang ditulis bapak Utomo Nyoto.

Ada satu lembar yang amat nyantol di kepalaku karena pas sekali dengan kondisi salah satu out let Innuri browniesku.

Selembar daftar pertanyaan di makalah tersebut antara lain :

-  Apa yang anda lakukan bagi pelanggan ?
- Siapa pelanggan anda ?
- Mengapa pelanggan membeli produk dari anda ?
- Apa keunikan anda ?
- Siapa pesaing anda dan bagaimana menghadapi mereka ?
- Apa kendala bisnis anda dan bagaimana mengatasinya ?

Pertanyaan-pertanyaan ini musti dijawab sebelum salah melangkah seperti yang aku lakukan. Silahkan temukan jawaban kalian dan silahkan mengembangkan usaha berbasis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Walaupun belum lama aku meluncurkan Innuri brownies , sudah ketahuan bahwa mayoritas pelangganku adalah ibu-ibu.  Mereka membeli produkku untuk dikonsumsi sendiri sekeluarga, untuk oleh-oleh ke luar kota, untuk hantaran saat menjenguk teman/keluarga yang sakit.  Itulah alasan mereka membeli produkku.

Alasan lain mereka membeli produkku karena unik, belum banyak brownies buah di kotaku dan di kota lain.  Selain rasanya enak, unik , harganya juga cukup terjangkau.

Belum sebulan yang lalu mas Hary menyewa space di Indomart di daerah Candi Borobudur.  Indomart yang ramai sekali, dan tempatnya juga amat strategis.  Tapi herannya, browniesku sepi banget, seperti ada yang aneh, kok di tempat seramai itu, jualan malah tidak laris, padahal stand makanan yang lain laris manis.  Sampai salesku bilang,mungkin ada yang menghalangi pembeli secara magic, tapi untungnya aku gak percaya kalau magic bisa menghalangi rejeki seseorang.

Bila aku bandingkan dengan standku di Indomart Kalisari jadi berbanding terbalik, di Indomart Kalisari , Indomartnya sepi karena baru buka, tapi disana angka penjualan browniesku  cukup bagus dan cenderung naik dari waktu ke waktu, malah sudah punya pelanggan.

Karena penasaran, dua kali aku ke Indomart Candisewu dan mengamati, apa sih yang salah ? Ternyata oh ternyata saudara-saudara ....

Indomart jl Candi Sewu itu terletak di sebelah kampus Universitas WidyaGama, banyak sekali anak kuliah dan anak kost disana.  Yang mereka butuhkan adalah makan nasi dan snack yang murah-murah ala anak kost, tak heran bila nasi goreng dan aneka lalapan yang jualan di depan Indomart larisnya minta ampun.

Anak kost tak membutuhkan brownies yang musti dibeli seloyang utuh dan harganya 20 ribuan, bagi mereka bisa buat membeli nasi 2 bungkus.  Anak kost juga tidak butuh oleh-oleh kecuali pas pulang liburan semester, jarang juga ada teman yang sakit yang perlu membawa buah tangan.  Jadi aku sudah menyewa tempat  yang ramai tapi salah !  

Betapa pentingnya menjawab pertanyaan :  Siapa pelanggan anda dan mengapa mereka membeli produk anda ?

Jangan membuat kesalahan seperti yang sudah aku lakukan yaaa ...

Dan boleh kan aku promo bukuku ndiri .... hehehe : ini niiih bukunya :
Buku "Menciptakan Keajaiban Finansial" Innuri Sulamono


Sus Vla Durian

Sejak jualan brownies buah, aku selalu punya stok durian di freezer.  Kali ini, untuk si cantikku yang penyuka durian, aku membuat kue sus vla durian.



Membuatnya kulit susnya sama dengan sus biasa, aku pernah mempostkan disini , search saja di kolom pencarian di blog.

Untuk isinya, aku ganti susu dengan santan dan menambahkan dengan daging durian yang diambil dari 3 biji durian.  Rasanya udah duriaaaannnn banget, mau ditambah durian lagi boleh juga menurut selera saja.

Cara membuat vlanya ; 2 gelas santan didihkan dengan 3 biji daging durian dan 6 sendok makan munjung gula pasir.  Sementara itu lelehkan 75  gram margarine , masukkan 3/4 gelas tepung terigu serentak , aduk sampai semua tepung basah oleh margarine, matikan api, masukkan santan panas sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat agar tidak bergerindil, bila semua santan sudah tercampur rata nyalakan kembali api dan biarkan sampai meletup letup.  Dinginkan dan vla siap masuk ke mulut ... eh, diisikan ke dalam kulitnya maksudku.

Sabtu, 18 Oktober 2014

Dua Dari Sepuluh

Salah satu kendala yang dihadapi seorang pengusaha adalah soal tenaga kerja, terlebih yang menyangkut produk hand made seperti Cantiq butikku.  Sampai 'terbit'lah sebuah angka statistik yang dihasilkan dari proses pengamatan selama bertahun-tahun, yaitu angka "dua dari sepuluh".  Maksudnya , diantara sepuluh orang yang melamar kerja di Cantiq butik , hanya dua orang yang akhirnya mau bekerja dan menjalani masa uji coba, dan diantara sepuluh orang yang menjalani masa uji coba, hanya dua orang yang serius bekerja untuk seterusnya.  Meskipun angka tersebut bukan patokan yang baku, tapi setidaknya jadi hiburan saat tidak kunjung mendapat karyawan baru sementara kebutuhan akan karyawan begitu mendesak.

Suamiku menyebutnya seleksi alam.  Demikian juga saat mencari sales dan pramuniaga untuk Innuri brownies.  Sampai sekarang aku belum menemukan sales yang benar-benar bekerja dengan serius, padahal gaji dan bonusnya termasuk gede untuk ukuran Malang, bahkan gede sekali bila dibandingkan dengan sales dari pabrik roti yang sudah menasional.

Tapi bila angka dua dari sepuluh ini diterapkan pada produk, maka komposisinya jadi terbalik, bila mau produk kita diterima pasar.  Maksudnya begini , sebuah produk yang hendak diluncurkan musti melewati masa uji coba dulu ke minimal 10 orang secara acak, dan diantara 10 orang itu , maksimal harus hanya ada dua orang yang mengatakan produk kita jelek.


Innuri brownies pisang

Demikian juga saat aku meluncurkan brownies pisangku, sebelumnya aku uji coba ke orang-orang terdekat dengan strata yang berbeda, mulai dari anak , suami,  karyawan , tetangga dan  pelangganku yang berasal dari kalangan diatas menengah.  Aku berikan tester kepada seorang pelanggan yang tinggal di perumahan elite dan seleranya terhadap makanan musti nomor satu (kue yang dia konsumsi musti menggunakan mentega wijsman katanya).  Aku sudah tidak berharap dibilang enak oleh pelanggan satu itu, tapi reaksinya sungguh tak kusangka.

"Enak kok, besok aku pesan 12 yaaa, untuk kubawa ke Babel buat oleh-oleh", katanya ringan, membuat hatiku begitu legaaaaaa !!!


Innuri chocco brownies

Setelah melewati proses uji coba ke minimal 10 orang dan ternyata mereka semua bilang enak, barulah aku yakin untuk memproduksi dan serius menjalankan Innuri brownies. Tapiiii .....

Tapi ternyata , angka dua dari sepuluhnya mulai kelihatan saat produk sudah aku jalankan ... hehehe.  Tapi mungkin  bukan dua dari sepuluh, tapi seperdua dari sepuluh, atau satu dari dua puluh orang saja yang bilang negatif tentang produkku.  Dan itu wajar, tidak semua orang bisa menerima produk kita seperti juga tidak semua orang bisa cocok dengan kita secara pribadi (eits, kok dikaitkan dengan hal pribadi yaaa?)

Saat pameran kemarin, aku menyediakan tester di stand, dari banyak orang yang mencicipi testerku selama seharian, satu orang bilang begini : "Ini kukus apa oven?".
"Oven", jawabku, lalu dia mengunyah browniesku.
"Aaah , kayak amanda gini loh", katanya gak percaya kalau browniesku oven.
"Memang ada kandungan air dari pisangnya , jadi kayak kukus", jawabku, dan beliau mencep (mewek) tidak percaya, lalu berlalu.  Untung aku sudah dibekali dengan angka dua dari sepuluh, jadi tenaaaaang saja ada orang seperti itu.  Biarin saja , gak usah sakit hati ngurusin satu orang , wong yang lain masih beli dan beli lagi, bahkan ada yang sampai balik 4 kali selama 5 hari pameran.

Demikian juga saat aku melayani pesanan online. Dari berpuluh pesanan yang sempat aku layani, banyak yang memuji dan bilang akan berlangganan, ada yang nggak merespon dan ada satu yang bilang negatif, katanya rasanya aneh dan dibiarkan sampai berlendir (padahal browniesku kalau kadaluwarsa tidak berlendir, melainkan berjamur).  Seperti itulah kenyataannya, tidak semua orang merasa sesuai dengan produk kita, tapi sejauh hanya dua dari sepuluh yang bilang tidak sesuai, maka the show must go on ..... hahaha. Lain halnya bila hanya dua dari sepuluh yang bilang produk kita sesuai, mungkin perlu dipikirkan untuk membuat produk yang lain saja.

Sales dan pramuniaga kitapun musti dibekali dengan pengetahuan tentang dua dari sepuluh dan sekaligus bisa menjawab dengan diplomatis pada saat menghadapi konsumen.

Eyang punya kenalan seorang pengusaha yang punya peternakan susu sekaligus pengolahannya menjadi susu pasteurisasi dengan bermacam rasa.  Suatu saat eyang diberi tester susu coklat dan diminta mengkritisi testernya.

"Coklatnya kurang berasa", kata eyang jujur.
"Berarti itu sudah bener, karena rasa susu murninya musti lebih menonjol dibanding coklatnya", jawab pengusaha itu diplomatis.

Kemampuan merubah kritik menjadi selling point inilah yang musti diajarkan kepada sales dan pramuniaga kita.

Suatu saat seorang salesku melaporkan kalau ada yang mengkritik bila rasa brownies duriannya kurang nendang (tapi kenyataannya tiap hari brownies durian yang dia bawa habis)..... Aku bilang begini : "Mestinya tadi kamu bilang  karena memang menggunakan durian asli, tidak pakai essens. Dan bila durian sudah bercampur telur, mentega dan terigu, lalu dioven,  tentu saja rasanya tidak bisa semurni durian asli".

Nah kan ? ternyata aku bisa merubah kritik menjadi selling point  dan akupun tidak berbohong. 

Jumat, 17 Oktober 2014

Bubur Sumsum Mangga

Karena di rumah ada mangga dan lagi kepingin makan bubur sumsum, maka bubur sumsumnya ditopping potongan mangga , sausnya karamel.  Rasanya wuiiiiih, benar-benar nikmat ..... segarnya mangga berpadu dengan gurihnya bubur sumsum dan manisnya saus karamel, yummyyyy banget.

 

Kali ini aku bikin buburnya dengan perbandingan tepung dan cairannya 1 : 4 ,  segelas bubur dengan 4 gelas cairan (santan) .  Cara membuat bubur sumsum dan saus karamelnya sama dengan yang ini , tapi bubur sumsumnya lebih tanak karena aku biarkan lebih lama meletup-letupnya.

Silahkan dicoba.

Rabu, 15 Oktober 2014

Jangan Pernah Merasa Rugi

Tulisan ini aku repost dari blog  Innuri's motivasi

Jadi ceritanya, ada seorang sahabat menyewa rumah di tempat strategis dan membuka kios kue, sayangnya dalam perjalanan waktu, kios kue tersebut tidak keurus.  Saat dia sempat mengurus, kue yang tidak laku  banyak, jadi dilema buat dia, apakah meneruskan jualan kue ? sementara bila dihitung dari barang yang tidak laku maka itungannya rugi , sementara bila berhentipun kok sayang, karena sudah terlanjur mengontrak dengan biaya yang mahal.  Apakah perlu berubah haluan mengintip usaha yang lain yang tidak dikejar masa kadaluwarsa ?

Dan jawabanku saat itu adalah ; " Dalam menghadapi segala kendala dalam bisnis, modalnya tenang dan senang.   Walau mbak sudah banting stir jualan yang lain, sejauh perasaannya masih belum bisa tenang dan senang dalam menjalaninya, tidak akan membuat kondisi membaik, jadi berlatihlah dulu menghadapi segala hal dengan tenang dan senang".

Rugi dan untung itu sebenarnya tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Saat kue yang tidak laku banyak, sebenarnya kita bisa beruntung dengan membaginya ke tetangga, ke panti asuhan, ke kaum dhuafa, orang-orang yang lapar dan lain sebagainya. Dan perasaan kitapun musti merasa untung , karena bisa berbuat baik.

Jadikanlah perbuatan baik sebagai kesenangan dan target kita dalam bisnis. Mungkin ada yang bertanya : Target bisnis itu kan keuntungan dalam hitungan uang, kok mbak Innuri menyuruh menargetkan kebaikan ? memangnya yayasan sosial ?

Hmmm hmmm .... buka al quran lagi yaaa, apakah Allah menyuruh kita matre seperti itu ? apakah Allah menyuruh kita berusaha / berbisnis untuk mendapatkan uang banyak ,  keuntungan banyak atau materi yang berlimpah ?  Tidak bukan ? Tapi Allah menyuruh kita mencari karuniaNya dan memerintahkan kita berbuat baik sebanyak-banyaknya.  Dan soal materi , Allah berjanji akan mencukupi kita (maka yakinlah akan janjiNya).

JANGAN PERNAH MERASA RUGI .  Apapun yang terjadi dalam bisnis, bila niatnya untuk berbuat kebaikan karena Allah, maka kita pasti untung terus.

Perasaan negatif seperti 'rugi' , adalah perasaan yang berbahaya , yang sama saja dengan doa yang tidak terucap, yang membuat kita akan mendapatkan apa yang kita doakan.

Seorang pelaku usaha, sebaiknya memelihara perasaan 'bahagia' dengan jalan banyak bersyukur, perasaan seperti inilah yang melancarkan segala urusannya.  Sebelum dia memanage orang lain dalam usahanya, lebih dulu dia musti pintar memanage perasaannya.

Berbisnislah dengan kasih sayang , dan ingatlah saat kita memutuskan untuk berbisnis dengan kasih sayang, kita pasti mendapatkan ujiannya.

Contoh soalnya dari  si mbak yang kuceritakan di depan, dia menggaji seorang karyawan untuk menjaga out letnya, ternyata keuntungan dari out let tersebut  tidak bisa menutup biaya sewa dan gaji karyawan.  Apakah perlu memberhentikan karyawan ?

Aku balik bertanya ; bukankah mbak juga menerima pesanan on line dan mendapatkan keuntungan ? Bukankah keuntungan itu bisa dipakai untuk menutup kerugian out let ? yang berarti mbak kan tidak rugi to ?

Aku ingin bertanya lagi padanya ; siapakah yang mendatangkan pembeli online / offline buat mbak? Apakah mbak merasa sudah pintar bermain internet hingga menganggap bahwa ramainya pesanan online adalah karena kepintaran mbak berpromosi lewat internet ?

Padahal Allahlah dibalik semua itu.

Jadi soal untung dan rugi itu ternyata tipuan belaka, untuk menguji kita, apakah kita menjadi orang yang bersyukur yang selalu merasa untung ? ataukah menjadi orang yang kufur nikmat yang selalu saja mengeluh dan terfokus pada kendala ? 

Seorang ahli syukur akan menempatkan masalah di tangannya, bukan di hatinya. Karenanya dia mudah melihat berbagai solusi yang bisa mengatasi permasalahannya. Sebaliknya bagi orang yang terfokus pada kendala , dia mudah sekali diombang ambingkan permasalahan.

Senin, 13 Oktober 2014

Menemukan Keberanian Memulai

Ternyata banyak sekali ibu-ibu yang ingin punya usaha, tapi takut memulai, dari takut gagal, takut gak laku, takut ditolak, dll .  Mungkin juga bukan hanya ibu-ibu, tapi siapa saja bisa takut memulai.

Ada satu hal yang membuat orang berani memulai tanpa berpikir, yaitu kepepet .... hahaha.  Tapi kalau gak sedang kepepet , masak memepet-mepetkan diri .... huahahaha.

Tapi ada yang membuat kita berani walau tidak sedang kepepet, yaitu motivasi.  Eyang bilang motif  yang mendasari orang melakukan sesuatu.  Dari motif menjadikan niat, lalu menjadi tindakan.

Bila tidak sedang kepepet, temukan atau gali dulu motivasi apa yang membuat kita rela bergerak ?

Kita bisa termotivasi karena dorongan dari dalam diri sendiri, karena cinta kasih kepada orang lain (orang tua, suami, anak dll), atau karena Allah. Beberapa alasan di bawah ini contohnya :

- karena ingin membuat orang tua bangga
- karena anak-anak membutuhkan biaya yang besar, maka bekerja dengan penuh semangat
- karena Allah memberi banyak sekali  kemampuan diri, maka ingin membuat Allah bangga

Ada juga motivasi yang sama sekali tidak aku sarankan, kalau bisa dihapus dan direvisi, seperti motivasi untuk membuktikan kepada orang yang pernah menghina bahwa kita bisa sukses, atau untuk mendapat pengakuan, pujian dan penghargaan masyarakat , dan lain lain yang hanya untuk kepuasan diri sendiri..

Temukan dulu motivasi yang membuat kalian mau bergerak, tulis dalam bentuk visi dan misi bisnis.  Visi dan misi yang tertulis akan mengontrol jalannya bisnis agar tidak meleset dari tujuan awal.

Motivasi bisa berubah seiring waktu dan perjalanan kedewasaan seseorang.  Contohnya aku sendiri, dulu pertama bangkit berusaha karena ingin membantu suami , perlahan-lahan motivasiku murni karena mengharap ridha Allah, dan berbuat banyak-banyak kebaikan di muka bumi agar saat aku menghadapNya nanti telah kuselesaikan semua tugas dariNya.

Dalam perjalanan bisnis, akan selalu bertemu dengan tantangan dan hambatan, tapi dengan mengingat motivasi awal , membuat semangat dan kekuatan kita kembali lagi.  Apalagi bila kita sudah melakukannya karena Allah, Allah adalah sumber kekuatan yang tak terkira powernya.

Minggu, 05 Oktober 2014

Resep Rahasia Yang Bukan Rahasia Lagi

Tulisan ini aku repost dari blog innuri motivasi .

"Bunda itu jangan ngajarin sembarang orang bikin brownies , kan rahasia ", demikian si Reza bilang suatu sore.
"Lah resepku malah tak pajang di blog tuh ", kataku 'innocent'.




Aku tahu maksud Reza, mestinya kalau punya usaha di bidang makanan itu gak sembarangan mengobral resep dagangan, biar jadi rahasia, biar gak mudah ditiru orang bisnisnya.  Dan kebanyakan pelaku usaha kuliner memang merahasiakan resep dagangannya, bahkan tuan Crab di film kartun sponge bob .... hehehe.

Tapi bukankah aku juga mendapatkan resep-resep itu dari orang lain ? baik lewat majalah, buku atau internet ? walau akhirnya resep itu aku otak atik lagi jadi resep ala aku sendiri, tapi alangkah beruntungnya mereka yang sudah merelakan resepnya aku pakai ? yang memberi manfaat kepadaku dan kepada karyawanku. Bayangkan betapa banyaknya tabungan kebaikannya.

Jadi, berbagi resep itu adalah cara paling mudah dan murah dalam rangka  berbuat kebaikan dan bermanfaat untuk orang banyak.

"Reza, Reza.  Kamu tahu butiknya bunda ? Banyak loh yang menjiplak desain bunda, bahkan menjual hasil jiplakan itu, tapi aku ikhlas saja, karena ilmu itu kan bukan milik kita, ilmu kan dari Allah.  Saat kita ikhlas, Allah membukakan lebih banyak lagi saluran rezeki yang lain, seperti yang kamu lihat pada usaha bunda.  Dulu bunda bisanya cuma melukis kain, lalu jadi bisa bikin batik dan jumputan dengan guru yang gak mau dibayar, lalu jadi trainer di propinsi , lalu jadi punya kebun hektaran, sekarang punya usaha brownies lagi ", kataku panjang lebar.

"Aku tidak boleh mengakui bila resep itu milikku,  Allahlah yang membuat aku bisa, dan bila Allah menghendaki aku untuk membagikannya, oke saja", kataku nyantai.

"Orang lain memang bisa mencontek resep, tapi ada yang tidak bisa dicontek, yaitu rejeki dan keberkahan dari Allah ", kataku akhirnya.  Reza mengangguk dan merenung.

Bagaimana dengan kalian sahabatku?

Kalian tidak harus sepertiku, karena semua musti dilakukan berdasarkan keikhlasan hati.  Akupun juga tidak sembarangan berbagi resep rahasia.  Aku ceritakan ini, agar kita tidak terpenjara oleh pikiran dan logika kita sendiri.

Anggapan bahwa bila berbagi  resep akan membuat banyak orang bisa membuat produk seenak punya kita, yang identik dengan 'menciptakan' pesaing dan selanjutnya membuat kita susah berkembang.  Anggapan seperti itu adalah penjara buat pikiran kita.

Bagaimana bila kita 'revisi' saja mind set seperti itu ? Karena Allah bukan menyuruh kita berebut rejeki, tapi Allah memerintahkan kita untuk berbuat kebaikan yang banyak, maka untuk mendapatkan keberfihakan Allah, kita juga perlu berbuat kebaikan sebanyaknya.  Keberfihakan Allah itulah yang kita perlukan untuk kelancaran usaha , keberkahan rejeki dan berbagai kemudahan dalam hidup.

Setuju ?

Kamis, 02 Oktober 2014

Getuk Pisang Kurma

Pisang stok untuk dibuat brownies kebanyakan ngambilnya dari kebun .... hehehe, sampai kematangan dan kulitnya kecoklatan gitu.  Khawatir bakalan membusuk, aku minta bu Warni mengupasnya dan aku pilihi yang terlalu matang aku sulap jadi getuk pisang kurma yang nyummmyyyy , sisa pisang aku biarkan di kulkas menunggu dieksekusi jadi brownies besok.



bahan dan cara membuatnya gampang banget  :

-  1 kg pisang yang sudah dikupas, dihaluskan pakai uleg-uleg, tidak terlalu halus gak masalah.
- tambahkan 5 sendok makan gula pasir, 2 sendok munjung tepung terigu, aduk rata
- tambahkan lagi 2 butir telur, aduk rata
- masukkan irisan kurma ke dalamnya (bisa diganti kismis)
- cetak dalam cetakan yang sudah dioles margarine, taburi lagi dengan irisan kurma
- kukus sampai matang
- iris dan hidangkan setelah dingin

Rasa legit dan manisnya pisaaaang banget, berpadu dengan kurma yang memberi kekayaan rasa yang tersendiri.


Rabu, 01 Oktober 2014

Unique Selling Point

Salah satu yang membuat produk kita punya daya jual adalah kelebihannya dibanding produk lain yang sejenis.  Maka galilah keunikan dan kelebihan produk kita dan temukan unique selling pointnya   Bagaimana caranya ?

Coba simak tips berikut :

-  pikirkan apa hal yang hendak ditonjolkan yang merupakan kelebihan produk kita ?
 misalnya produk kue , apakah dalam hal rasa ? dalam hal harga yang lebih murah ? dalam proses pembuatannya yang hieginies dan tanpa bahan pengawet ? dalam penampilan yang cantik ? dalam pelayanan yang cepat ? dalam hal jenis kue yang aneh dan belum ada di kota anda ? atau keunggulan dalam ketersediaan (stok) yang banyak yang memudahkan pembeli mendapatkan layanan saat membutuhkan banyak kue secara dadakan ?

- bandingkan produk anda dengan produk sejenis, apakah memang benar-benar lebih unggul dan unik ? bila belum, musti dieksplore lagi dan digali lagi , temukan jawaban pertanyaan ; apa yang membuat konsumen memilih produk anda ?

- bila perlu, buat produk yang susah ditiru oleh orang lain.

- komunikasikan kelebihan produk anda ke konsumen, mungkin lewat tag line / slogan , brosur, lewat penjelasan lisan yang membuat konsumen menyebarkannya dari mulut ke mulut , iklan di radio dan tivi bila memungkinkan.

Karyawan butikku ada  yang ibunya menerima pesanan kue kering saat ramadhan.  Dia sering membawa tester ke butik dan menawarkannya padaku dan ke teman-temannya, sambil bilang :"Kalau bentuknya sih kalah cantik dengan yang lainnya, tapi soal rasa , buatan kami lebih enak". Dan dia memang benar dengan apa yang dikatakannya.  Tanpa dia sadari , dia telah menemukan selling pointnya, yaitu dalam hal rasa, dan dia mengkomunikasikan keunggulan kuenya dengan calon pembeli, sampai bikin orang penasaran dan mencoba testernya, dan ketika calon pembeli merasa memang benar enak, dia menjadi pelanggan yang loyal.  Sederhana sekali.

Kalau ceritaku soal  brownies pisang beda lagi.  Ini gara-gara pisang yang melimpah di kebun yang penennya saja puluhan tandan tiap minggu.  Ada yang bertanya padaku : "Kenapa tidak dibuat kripik pisang saja ? kan lebih awet".  Maka jawabku, kripik pisang kan sudah banyak pelakunya, sedangakan brownies pisang, kayaknya sih baru aku yang memulainya di daerah Malang.  Dan dengan keunggulanku punya kebun sendiri, aku bisa memasang harga yang susah ditandingi murahnya, coba saja bikin brownies pisang dengan harga 18 ribu seloyang dan discount 20% buat reseller plus ongkir gratis , pasti untungnya nipis kalau nggak rugi .... hehehe.

Disini aku menggunakan produk yang masih belum ada di pasaran dan dengan harga yang murah sebagai selling pointku.  Selain itu juga tidak menggunakan bahan pengawet dan emulsifier saat proses pembuatan brownies juga menjadi selling pointku yang lain.  Banyak selling point membuat kita bisa lebih mudah memasuki berbagai sudut pandang dan selera konsumen.

Produk yang susah ditiru orang lain contohnya ini nih :





Ini adalah produk dari Cantiq butikku, rok lukis sulam.  Awalnya rok ini adalah kain putih, kemudian dilukis dan diwarnai dengan gradasi warna warni, lalu dipayet dengan manik-manik dan disulam dengan pita dan benang.  Orang yang mau mencontek produkku ini pusing duluan, karena harus bisa melukis, memasang payet, menyulam pita dan menyulam benang. Belum lagi desainnya yang unik yang aku desain sendiri. Pintar ya aku ? ..... hehehe.