Ini status pagiku di grup masak , semoga berguna :
Semua memang dari pengalaman.
Baru tahu betapa jauh lebih irit membuat kue dengan cara menimbang telurnya dibandingkan dengan menghitungnya per-butir.
Ini terasanya kalau produksi kue sudah banyak setiap harinya.
Baru tahu betapa jauh lebih irit membuat kue dengan cara menimbang telurnya dibandingkan dengan menghitungnya per-butir.
Ini terasanya kalau produksi kue sudah banyak setiap harinya.
Semula tiap hari aku order 3 kotak (30 kg) telur, setiap hari, untuk produksi 150-200 brownies.
Semula 1 kali ngadon membutuhkan 12 telur, dan kalau telurnya besar dan kecil, aku suruh karyawan mengkombinasikannya, 6 telur kecil 6 telur besar, kalau telur ukuran sedang semua 12.
Semula 1 kali ngadon membutuhkan 12 telur, dan kalau telurnya besar dan kecil, aku suruh karyawan mengkombinasikannya, 6 telur kecil 6 telur besar, kalau telur ukuran sedang semua 12.
Lalu aku pikir, mengapa tidak ditimbang saja, bila patokannya 1 kg telur berisi 16 biji (ini standard yang aku pakai dari status mb Yulfarida Arini di grup ini, makasih ya mb Yulfa), kalau aku butuh 12 telur, berarti aku perlu 750 gram telur .
Seminggu yang lalu aku mulai produksi dengan cara ini, dan hasilnya amat mencengangkan dalam urusan pengiritan telur. Terasa sekali, apalagi bila kuhitung telur adalah komposisi yang paling mahal dalam browniesku selain gula.
Bila sebelumnya aku hampir selalu order 3 kotak telur setiap hari, minggu ini lebih banyak order 2 kotak/hari, sesekali saja order 3 kotak. Penghematannya lebih dari 100 ribu.
Bila sebelumnya aku hampir selalu order 3 kotak telur setiap hari, minggu ini lebih banyak order 2 kotak/hari, sesekali saja order 3 kotak. Penghematannya lebih dari 100 ribu.
Mengapa selisihnya bisa begitu banyak ? Ternyata telur yang datang sering gede-gede, yang hanya berisi 10 telur/750 gram, kebanyakan 11 telur/750 gram, dan jarang yang 12 telur/ 750 gram.
Moga bermanfaat ya buat bunda bunda yang bakulan seperti saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar