Sabtu, 15 Juni 2013

Ikan Tongkol Mercon dan Oseng Tahu Kecambah

Tidur di butik, pagi sehabis shalat subuh, tidak ada bahan makanan untuk dimasak, musti belanja dulu ke toko sayur mbak Tin, tetangga depan.  Yang terpikir olehku adalah menu apa yang bisa dimasak cara ekspress, karena mas Hary nanti akan berangkat jam 6  ke pasar pagi jual pepaya sambil bawa nasi bungkus.

Jadi, schedulenya begini, habis shalat subuh langsung masak nasi di magic com, lalu ditinggal belanja sayur.

Waktu melihat dagangan mbak Tin yang terhampar masih lengkap, kembali pikiranku muter, apa nih yang bisa dimasak cara kilat.  Akhirnya pilihanku jatuh ke ikan tongkol yang sudah dipindang (dipindang itu dikukus), tahu sama kecambah.

Rencananya ikan tongkolnya dimasak pedas, sedang tahu sama kecambahnya dioseng / ditumis.

Oseng tahu sama kecambah itu makanan favoritku, mudah dan cepat membuatnya, banyak vitamin mineral dari kecambahnya, dan protein nabati dari tahunya.  Bila dipadu dengan ikan tongkol masak pedas, jadi pas banget, ada tambahan protein hewaninya.



Sampai di rumah, tahunya aku iris kotak dan langsung aku goreng, sekali menggoreng cukup menampung tahu seharga 3000 rupiah itu.  Sambil menunggu tahu matang, aku cuci ikan tongkol, kupas bawang putih bawang merah , lengkuas, cabai rawit, tomat dan irisan daun bawang.

Tahunya mateng, giliran tongkolnya masuk wajan.

Wah Alni membantuku di dapur kali ini, hari minggu sih.  Terasa hangat mendengar celotehnya ;"Ibuk ikannya diapakan, Alni gak mau pedas loh".  Tangan kecilnya ikut-ikutan memisahkan cabai rawit dari tangkainya.

"Musti hati hati nih ya buk, ..... wah Alni capek".
"Ah masak cuma dapat segitu sudah capek ?".
"Lha iya lah buk, setiap yang kita kerjakan itu ya bikin capek", katanya bikin tertawa, kata-katanya itu kok kayak orang dewasa.
"Dimasukkan blender ya buk cabenya ?"
"Loh, dicuci dulu sayang".
"Iya iya, dicuci dulu, sama bawangnya juga dicuci ?"
"Iya".
"Tutupnya blender mana?"
"Dikasih air sedikit sayang".
"Segini ya buk ?"

Rasanya 'sesuatu' banget ada anak cantik satu itu di dapur.  Dapurku yang berantakan dan gak ada judulnya -ini dapur apa kandang ayam- , jadi berasa cerah ceria.

Ikan tongkol sudah tergoreng semua bersamaan dengan bumbu yang sudah siap.

Kerjakan oseng tahu duluan, bawang putih bawang merah iris ditumis, tambah tomat dan merica bubuk, setelah berbau sedap, masukkan tahu dan kecambahnya, aduk aduk, tambahkan garam, gula, dan kecap.  Aduk aduk sampai kecambahnya layu, terakhir masukkan irisan daun bawang. Tidak usah menambah air loh ya, karena kecambahnya dan tahunya mengeluarkan air.

Gilirang tongkolnya dimasak.  Bumbu yang sudah diblender yang terdiri dari bawang putih bawang merah dan cabai rawit, ditumis ditambah sedikit tomat dan lengkuas yang dikeprak.  Karena waktu memblendernya dikasih air, tidak usah menambah air lagi, tunggu saja sampai airnya sedikit menyusut, tongkol gorengnya dimasukkan, aduk aduk sampai kesat airnya, terakhir daun bawang iris masuk.

Dua masakan siap dibungkus.

Ohya, untuk membuat tongkol masak pedas yang mercon banget ini, rahasia pedasnya biar benar benar mercon, gunakan cabe rawit yang ukurannya kecil kecil tambah cabe rawit hijau yang biasa jadi teman makan lumpia, dan tidak usah dicampur cabe besar.  Tomatnya sedikit saja, hanya untuk penyedap, gulanya aku tambah, agar terasa asin manis pedas.  Tidak usah vitsin sudah gurih banget dari ikan tongkolnya.

Jadi deh masakan sehat, alami tanpa vitsin dan tetap yummy, siap-siap kebakaran bibir aja .... hihihi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar